Showing posts with label Tokoh Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Tokoh Indonesia. Show all posts

Medina Warda Aulia, Juarai Singapore International Chess Championship 2011

Indonesia Revive! -- Medina Warda Aulia (l. 7 Juli 1997) adalah seorang pecatur profesional yang masih duduk di bangku kelas 1 SMPN Bekasi. Ia menyabet dua gelar juara dalam kompetisi catur internasional, Singapore International Chess Championship 2011. Ingin menjadi fans dari Medina, add di facebook fans-nya.

Berikut ini adalah kabar yang redaksi Indonesia Revive! ambil dari web Indonesia Berprestasi.

Medina Warda Aulia. Siswi SMPN 1 Bekasi ini baru saja menorehkan prestasi yang luar biasa. Dalam sebuah kompetisi catur internasional, Singapore International Chess Championship 2011, Medina berhasil meraih dua gelar sekaligus.

Ia meraih gelar Women International Master (WIM) dan Norma Grand Master setelah mengalahkan pecatur dari Vietnam, untuk kategori SMP, dalam kompetisi yang berlangsung pada 26-31 Desember lalu.

Awalnya, ia tak pernah terpikir untuk menjadi seorang pecatur. Seperti remaja putri lainnya, Medina juga menggemari bermain boneka Barbie.

“Awalnya saya suka bermain Barbie. Kemudian ayah mengenalkan saya dengan catur,” kata Medina, Selasa (3/1/2011), di Senayan, Jakarta.

Sejak duduk di kelas 4 SD, sang ayah mulai mengajarinya “bermain” dengan bidak-bidak catur. Tak disangka, tiga bulan kemudian, Medina berhasil menjadi juara satu pada kejuaraan daerah provinsi DKI Jakarta. Atas prestasinya itu, ia berkesempatan mengikuti Sea Games. Hasilnya tak buruk. Ia berhasil membawa pula medali perak.

Sadar akan kemajuan pesat putrinya, sang ayah kemudian mendorongnya untuk mengasah talenta Medina di sebuah sekolah catur kenamaan di Indonesia. Pada tahun 2008, untuk pertama kalinya ia mengikuti kompetisi catur antarpelajar internasional di Yunani. Saat itu ia berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan peserta dari Rusia.

Ke depannya, Medina berharap dapat meraih gelar Grand Master. Selain itu, ia bermimpi, kelak dapat melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran.

Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mudjito mengatakan, apa yang diraih Medina merupakan buah kerjasama pembinaan yang terprogram antar berbagai pihak.

“Medina sudah terprogram, terjaring di nasional, kita latih, kita fasilitasi, dan kita kirim ke ajang internasional. Keuntungan catur adalah kita tidak akan terbentur hambatan fisik,” ujar Mudjito.

Kunto Hartono Berhasil Masuk Guiness World Records

Drummer Kunto Hartono berhasil memecahkan rekor dunia dan masuk Guinness World Records sebagai penggebuk drum terlama dunia.

Drummer asal Banyuwangi ini mengalahkan drummer asal Amerika Serikat, Russ Prager yang menggebuk drum selama 120 jam secara terus menerus.

Rekor dunia tersebut dipecahkan Kunto Hartono selama 121 jam tepat pukul 07.30 WIB di halaman Balai Kota Malang, Jawa Timur pada 1 Januari 2012.

Pemecahan rekor dunia itu rencana awalnya tepat pada malam pergantian tahun 2012 atau paling lambat Minggu (1/1) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Namun, terpaksa mundur karena waktu dimulainya menggebuk drum (Selasa, 27/12) juga mundur karena beberapa kendala teknis.

Pada hari pertama hingga ketiga, Kunto masih segar bugar dan staminanya masih fit. Namun, memasuki hari keempat (Jumat, 30/12) badan Kunto sudah mulai lemas, bahkan stiknya sempat jatuh dua kali dan diperiksa secara intensif oleh tim medis yang bersiaga di lokasi.

Setelah mendapatkan suntikan moral dari anak dan istrinya serta penonton, Kunto kembali menggebrak dengan lagu-lagu “slow rock` mengiringi band-band lokal.

Bahkan, ketika menjelang pergantian tahun, sederetan band-band lokal maupun dari luar daerah memberikan semangat dengan menggelar parade band yang diselingi dengan pesta kembang api sepanjang malam hingga dini hari.

Hingga pesta pergantian tahun usai, Kunto masih tetap semangat untuk menuntaskan ambisinya sebagai penggebuk drum terlama di dunia dan akhirnya berhasil diraih tepat pukul 07.30 WIB.

Usai menyabet predikat sebagai penabuh drum terlama, Kunto langsung dilarikan ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk memulihkan kondisi kesehatannya yang melemah akibat tidak tidur dan istirahat sama sekali selama 121 jam lebih.

Sumber: antaranews.com

Rencananya, Gedung Tertinggi di RI Desainnya Batik


PT Adhi Karya Tbk serius dengan rencana membangun gedung 100 lantai yang diharapkan menjadi ikon gedung tertinggi di Ibukota RI, Jakarta. Dalam konsep rancangannya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang konstruksi itu merancang gedung bermotifkan batik.

“(Gedung) Medco kami yang membangun, Oakwood juga kami yang bangun,” kata Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan, dalam paparan publik di Jakarta, Selasa, 21 Desember 2011.

Kiswodarmawan menjelaskan, ide pembangunan gedung 100 lantai tersebut muncul karena Adhi Karya menilai Jakarta belum memiliki ikon gedung yang bisa disandingkan seperti Petronas di Malaysia. Untuk itu, perseroan berharap bisa mempersembahkan satu karya konstruksinya bagi Indonesia.

“Kami ingin lebih tinggi dari Petronas, 100 lantai. Jadi, nomor 3 tertinggi di dunia setelah Dubai dan China,” kata dia.

Dalam konsep Adhi Karya, gedung 100 lantai tersebut akan langsung terhubung dengan sarana angkutan massal atau mass rapid transportation (MRT) yang akan dibangun pemerintah. Untuk kebutuhan tersebut, Adhi Karya bakal mengajukan usulan tersebut ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Gedung 100 lantai ini juga diharapkan dibangun dengan desain green building, dan menjadi tujuan wisata publik. Dengan ketinggian sekitar 1.700 kaki, Adhi Karya menilai pembangunan gedung tersebut tak akan rumit.

Menurut Kiswodarmawan, pembangunan gedung baru itu kini sedang dalam pembicaraan dengan Kementerian Keuangan, khususnya Ditjen Kekayaan Negara. Pembicaraan dilakukan karena perusahaan berharap bisa menggunakan aset pemerintah yang tidak terpakai.

“Kami usulkan ke pemerintah, supaya rights issue bisa jalan, maka harus disetujui penyertaan modal disertai aset,” kata dia.

Seperti diketahui, Adhi Karya tengah berupaya untuk menerbitkan saham baru (rights issue) guna memperkuat permodalan perusahaan. Kendati sudah memperoleh izin dari DPR, upaya tersebut belum sepenuhnya berjalan karena pemerintah kini tak memiliki kas cukup besar.

“Adhi kurang modal untuk berkembang, paling tidak dari pesaing. Ide ini (gedung 100 lantai) Kami minta ke mayoritas pemegang saham,” kata Kiswodarmawan. (art)

Sumber: VIVANews

Jawara Underbone Asia: Rafid Topan

Pembalap Yamaha, Rafid Topan, sukses menjuarai kelas underbone 115cc di Kejuaraan Asia Road Racing Championship (AARC) 2011 yang berlangsung di Sirkuit Losail, Qatar, Sabtu 17 Desember 2011.

Ini adalah gelar perdana Topan setelah tahun lalu berada di peringkat ketiga. Setelah menjalani seri keenam atau seri penutup AARC di Sirkuit Losail, Topan berada di puncak klasemen akhir dengan mengemas poin 261.

Pembalap Yamaha CKJ TJM Racing itu unggul 75 poin atas pembalap Indonesia lainnya, Hadi Wijaya, yang membela tim Kawasaki NHK Rextor Manual Tech. Peringkat ketiga ditempati pembalap Malaysia dari tim Harian Metro Y-TEQ SCK Honda Racing, Md Affendi Rosli.

Dominasi Topan dalam enam seri gelaran AARC tahun ini layak mengganjarnya gelar juara. Pembalap 17 tahun ini meraih kemenangan di Sentul, Madras (India), Zhuhai (China) dan Losail.

“Topan adalah pembalap yang lahir dari Yamaha Cup Race (YCR) dan dia akan diproyeksikan ke Supersport nasional dan Asia di 2012. Ini merupakan bukti Yamaha peduli anak bangsa,” ungkap Ari Wibisono, Manager Motorsport Yamaha Indonesia.

Pemilik tim Yamaha Tunggal Jaya Motor (TJM), Rudyanto Widjaja, mengatakan Topan memenuhi target juara tahun ini. “Tahun pertama pembelajaran buat Topan untuk mengenal kondisi sirkuit di Asia. Tahun kedua targetnya juara. Kejuaraan Asia ini sangat penting untuk penjenjangan pembalap ke level dunia. Tahun depan Topan fokus di Supersport 600 cc untuk persiapan ke tingkat dunia,” papar Rudy.

Sementara itu, di kelas Supersport 600 cc AARC, Doni Tata menjadi pembalap Indonesia yang meraih hasil paling bagus. Meskipun hanya berada di posisi ke-6 klasemen akhir, Doni yang membalap untuk tim Yamaha Indonesia Racing, cukup membuktikan kemampuannya berada di atas pembalap Indonesia lainnya.

Di Losail, Doni menempati posisi keenam di race 1 dan ketujuh di race 2. Md Zamri Baba asal Malaysia menjadi pembalap Yamaha (Petronas Yamaha Malaysia) yang meraih hasil terbaik dengan berada di tempat ketiga.

Sumber: VIVANews, Foto: Stepenlangitan

Raditya Rondi Jadi Jawara Surfing se-Asia

Raditya Rondi (22), peselancar dari Bali, meraih gelar tertinggi sebagai juara umum di Kejuaraan Surfing Asia 2011. Penghargaan sang juara diberikan di Sentosa Island, Singapura, Sabtu (17/12/2011) malam.

Kejuaraan ini memperlombakan sembilan kategori selancar dan diikuti empat negara, yakni Indonesia, Malaysia, Taiwan, and Thailand.

Pada September, Rondi memenangi Quiksilver Thailand Surf Competition di Phuket. Ia juga menjuarai Rip Curl Surf & Music Festival di Bali pada Oktober. Pekan lalu, Rondi menjuarai Billabong Cherating Pro di Malaysia.  Selain itu, Rondi juga menjadi runner-up pada Coca-Cola Indonesian Surfing Championship 2011.

“Ini adalah penghargaan terbesar dalam hidup saya, dan saya akan selalu mengenangnya. Saya berharap tahun depan surfing terus berkembang di Asia sehingga kita bisa membuat lebih banyak kompetisi lagi. Pasti akan menyenangkan,” kata Rondi.

Juara kategori longboard, Arip Nur Hidayat dari Jawa Barat tidak bisa datang di acara penganugerahan ini. Hidayat juga juara Indonesian Longboard 2011.

Di bagian putri, pemenangnya adalah Yasnyiar “Bonne” Gea dari Sumatera. Ia bertanding di lima kategori dan memenangi tiga di antaranya.

Decha Sithidej dari Thailand memenangi kategori Master, yakni untuk peselancar berusia di atas 35 tahun.

Peselancar dari Singapura, Nasri Banadhaj, menyatakan gembira bisa menjadi bagian dari kejuaraan ini. “Terima kasih pada Indonesia dan Malaysia, yang telah membagi ombaknya pada kami. Kita tahu, tidak ada ombak di Singapura,” katanya.

Sumber: KOMPAS, Foto: Bilabong

Dan Ternyata Indonesia Dapat Bicara Juga di Ajang Internasional

Judul di atas adalah kata-kata yang keluar dari Steven Yoswara, mahasiswa semester IX Jurusan Desain Grafis Universitas Maranatha Bandung. Seorang pemuda Indonesia yang telah mengharumkan nama Indonesia dalam ajang Mister Internasional 2011 di Bangkok, Thailand.

Ajang Mister Internasional merupakan ajang otot-ototan antar model lelaki. Maksudnya bukan gede-gedean otot. Dalam pentas kali ini, Steven masuk juara tiga. Posisi juara yang acap ditempati oleh Indonesia.


Nilai Plus Steven
Macam kontes Miss Universe, ajang Mister Internasional ini juga memberikan pertanyaan-pertanyaan yang wajib dijawab oleh para peserta. Beruntung pria kelahiran 30 Juli 22 tahun silam itu sanggup menjawab pertanyaan juri yang padat betul. Uh... ini salah satu bukti orang kita nggak lola (loading lama). Hal inilah nilai plus di mata juri.

Tujuan Steven
Buat Steven, kalah atau menang bukan tujuan akhir. Dia ingin membuktikan bahwa Indonesia juga bisa berkoar di ajang internasional. “Dan ternyata Indonesia bisa berbicara juga di ajang internasional,” ungkapnya.

Untuk meraih keberhasilannya tersebut, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan namun penuh perjuangan dan setidaknya bisa menjadi contoh bagi generasi muda saat ini. Ia mengaku awalnya mengikuti audisi L-Men of the Year 2008 di Kota Bandung namun dirinya gagal untuk meraih juara hingga mengikuti acara serupa pada 2009 di Bandung dan Yogyakarta.
Yang Dilakukan Steven
“Untuk tidak mengulang kegagalannya pada 2008, saya meningkatkan kegiatan olahraga 'gym'. Dan saya tidak putus asa untuk meraih prestasi itu seperti memperbanyak bersepeda ke daerah pegunungan Lembang,” katanya.

Dalam waktu satu setengah tahun, berat badannya yang semula hanya 55 kilogram dengan tinggi 178 centimeter, bisa meningkat hingga berhasil meraih juara pada L-Men of the Year 2009.

“Saya tidak merokok dan minum-minuman keras dan melakukan pola hidup sehat,” katanya.

Setelah meraih prestasi di Mister Internasional tersebut, ada satu pekerjaan rumah lagi yang belum diselesaikan yakni menyelesaikan kuliahnya di Universitas Maranatha Bandung.

Dirinya tidak ingin pendidikannya terbengkalai akibat kegiatan modeling. “Saya ingin menyelesaikan kuliah kemudian membuka perusahaan sembari hobi di dunia model tetap jalan,” katanya.

Dikatakan, orang tuanya sendiri selama ini selalu mendukung penuh aktivitas yang dilakukannya selama ini. “Orang tua selama ini mendukung kegiatan saya,” katanya menutup pembicaraan. (R021/Z002)

Sumber: ANT

Wanita Indonesia Masuk Jajaran Animator Dreamworks

Griselda Sastrawinata sebelah kiri sedang tersenyum manis.
Hampir serupa dengan Rini Sugianto, yang menjadi salah satu tim animator di film "The Adventure of Tintin" dan "The Avenger" [next time], kini ada cerita lain dari seorang gadis manis bernama Griselda Sastrawinata yang juga masuk jajaran animator di Dreamworks.

Satu dari Lima Wanita

Di Dreamworks, Griselda didapuk sebagai visual developmen artist, di Artistic Departement. Dan dia adalah satu dari lima wanita yang bekerja sebagai artist di lininya. Sudah tiga tahun Griselda bekerja di Dreamworks, selain mengajar juga di almamaternya.

Proyek yang dikerjakan Griselda adalah film "Shrek Forever After" dan ia terlibat menciptakan sebuah karakter atau tokoh baru dalam serial yang pertama kali diluncurkan tahun 2001 tersebut.

Mimpi Kecil yang Tergapai
Ada yang suka menggambar sewaktu kecil? Mungkin sebagian besar dari kita suka menggambar, ketika kecil. Tapi, entah alasan apa kita jadi nggak suka lagi saat beranjak tua.

Namun, inilah yang nggak terjadi sama Griselda.

Sudah sedari kecil Griselda demen betul sama yang namanya menggambar. Kesukaannya ini nggak pernah hilang sampai sekolah. Bahkan dari hobinya ini, waktu kelas dua di SMA Pelita Jaya, ia hengkang ke AS. Selulusnya, ia lanjut studi ke Art Center College of Design di Pasadena, California. Masuk jurusan ilustrasi, di mana dia mendapatkan gelar bachelor fine art.


Wow... sepertinya makin banyak saja, putra-putri bangsa yang berkiprah di dunia internasional. Yah, secara nggak langsung hal ini akan berimbas pada citra Indonesia di mata dunia. Setidaknya kita nggak seperti yang kita pikirkan sendiri. Ayo Indonesia bangkitlah. [LPAP]

Sumber: I-Proud, Foto: Kaskus

Lagi, Anak Bangsa Berkreasi dengan Animasi

Rini Sugianto
Rini Sugianto menjadi bagian dari tim penggarap film animasi: "The Adventure of Tintin"

Rini yang indonesia asli ini memang bekerja sebagai animator di perusahaan WETA digital di Selandia Baru,

"... Senangnya dapat kesempatan untuk kerja di film sebesar Tintin. Apalagi dengan sutradaranya semacam Stephen Spielberg. Baru pertama kali ini kerja dengan sutradara terkenal,” ujarnya. Tapi, dia belum pernah bertatap muka langsung dengan Stephen, kecuali lewat video conference.

Tampaknya ini menjadi langkah awal bagi Rini menancapkan kukunya di ranah Hollywood. Sebab, ada proyek lainnya yang bakal dikerjakannya.

Tahu film "The Avengers"? Untuk lihat trailernya ada di YouTube. Nah, dia juga turut ambil bagian di dalamnya. [LPAP]

Andik Vermansyah Masuk Pemain Potensial Versi Football Manager

Andik Vermansyah
Indonesia Revive -- Suka bermain Football Manager? Itu lho salah satu game besutan SEGA, yang mengajak pemainnya untuk menjadi pelatih top klub-klub sepakbola di seluruh dunia.

Nah, ada berita terbaru nih. Football Manager 2012, yang rilis Oktober 2011, memasukkan Andik Vermansyah dalam daftar 150 pemain potensial Wonderkids.

Siapakah Andik? Ah, tentu Anda sebagai rakyat Indonesia sudah tahu siapa dia bukan? Dia adalah pemain Timnas Garuda Muda U-23.

Andik memang tengah dibicarakan ranah publik internasional. Kepiawaiannya menggiring si kulit bundar membuatnya banyak dilirik beberapa klub Eropa seperti Benfica. Bahkan Novara yang main di Liga Serie A juga berminat terhadapnya. [LPAP]

Sumber Foto: Pontianak.Tribunews

Fariz Hidayat: Mahasiswa ITS Pembuat Sistem Pengubah Air Laut Jadi Bahan Bakar

Berawal dari pengalamannya melihat sky boat yang sedang melaju kencang lalu tiba-tiba berhenti karena kehabisan bahan bakar, Fariz Hidayat, mahasiswa ITS, mendesain sky boat yang dilengkapi dengan sistem pengubah air laut menjadi bahan bakar alternatif . Ia beri nama ide produk tersebut Sky Water Energyzing.

"Karena negeri kita termasuk negeri maritim, mengapa kita tidak memanfaatkan sumber laut saja," tandas Fariz. Ia berusaha memeras otak guna menemukan rekayasa teknologi yang bisa dimanfaatkan dari bahan sederhana dan berlimpah.

Ia menjelaskan, dalam Sky Water Energyzing rancangannya, ia menambahkan alat sistem filter yang dilengkapi dengan dua reaktor, yaitu bar reactor, dan screen reactor. Alat ini juga dilengkapi dengan katalis Polymer Electrode Membran Cell (PFMC).

Reaktor tersebut berfungsi untuk meningkatkan pembakaran dan menjadikannya energi sedangkan PFMC berfungsi menyaring elektron dan proton, kemudian diubah menjadi gaya gerak listrik yang mampu menggerakkan boat nantinya.

Menurut Fariz, di dalam PFMC yang berfungsi sebagai katalis tersebut, satu liter air laut bisa menghasilkan 200 watt. Dengan daya tersebut mampu menjalankan motor kapal.

Lewat karyanya tersebut, dalam ajang Lomba Penulisan Penelitian Olahraga dan Desain Produk Industri yang digelar Kemenpora, 9 September lalu, Fariz berhasil membawa pulang juara III tingkat nasional dan hadiah uang tunai. Selain itu, ia juga mendapatkan hak paten atas desain kapal ski airnya itu. ”Sekarang untuk patennya masih dalam proses,” tambah Fariz.

Jika diaplikasikan lebih jauh, karyanya tidak hanya dapat dimanfaatkan dalam bidang olahraga speed boat, akan tetapi kedepannya bisa dimanfaatkan juga untuk kapal-kapal nelayan. Hanya saja dimungkinkan diganti katalisnya dengan katalis lain yang harganya lebih murah.

Sumber: its.ac.id

Siti Fatima, Juara Astronomi dari Sebuah Gubuk

Liputan6.com, Sampang  -- Gubuk itu sederhana dan berlantai tanah di tengah tegalan di Dusun Dualas, Pangongseyan, Sampang, Madura, Jawa Timur. Tidak akan ada yang menyangka jika gubuk itu dihuni seorang siswi yang baru-baru ini keluar sebagai juara nasional bidang astronomi dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2011 di Manado, Sulawesi Utara.

Kemiskinan agaknya membuat Siti Fatima terpacu untuk belajar dengan rajin. Kegigihannya tidak hanya dalam belajar. Untuk berangkat ke sekolah yang jauhnya delapan kilometer, siswi kelas tiga SMA Negeri 1 Sampang ini harus berjalan kaki satu kilometer dari rumahnya karena tidak bisa dilalui sepeda motor. Setelah itu baru diantar pamannya ke jalan raya untuk selanjutnya naik angkutan ke sekolah.

Sayang, prestasi yang diraihnya di tingkat nasional dan regional di bidang astronomi kurang mendapatkan perhatian banyak kalangan. Siti Fatima hanya berharap bisa masuk Institut Teknologi Bandung jika nanti lulus dari SMA. Semoga saja, Siti yang sudah yatim dan memiliki ibu sebagai penjual ikan keliling itu bisa mengharumkan bangsa di masa depan. (ADO)

Sumber:
Yahoo.com

Dua Guru SMK Ciptakan Traktor Ajaib

Seorang pembajak menjajal traktor ajaib buata Syamsuri dan Abdul Malik
REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA BARAT - Dua guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Syamsuri dan Abdul Malik berhasil menciptakan traktor tangan multiguna. Traktor itu bisa untuk membajak, menggemburkan tanah, sekaligus menanam dalam waktu bersamaan.

Kepala Sub Bidang Pengembangan dan Penerapatan Teknologi Tepat Guna (TTG), Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kabupaten Sumbawa Barat, Indra Jaya, di Taliwang, Jumat mengatakan, kegunaan peralatan pertanian itu lebih banyak dibandingkan traktor tangan yang hanya bisa digunakan untuk membajak lahan pertanian.

Pemkab Sumbawa Barat menilai teknologi alternatif yang ditemukan dua orang guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Seteluk itu merupakan teknologi tepat guna (TTG) yang bisa dikembangkan, selain karena manfaatnya banyak harganya juga relatif murah.

"Karena itu karya dua orang guru bersama para siswa SMKN 1 Seteluk itu akan dipamerkan pada lomba Penerpan TTG tingkat nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara, 12 hingga 14 Oktober 2011," katanya.

Alat pertanian multi guna itu oleh penciptanya diberi nama "Ulik" yang dalam bahasa daerah Sumbawa Barat berarti cepat. Namun untuk sementara alat tersebut baru digunakan pada lahan tanaman jagung dan jenis tanaman palawija lainnya.

Alat pertanian tersebut menggunakan mesin berkekuatan 25 PK dilengkapi empat roda. Dari sisi kegunaan berbeda dengan traktor tangan yang hanya bisa digunakan untuk membajak dan menggemburkan tanah. sementara "Ulik" berfungsi ganda dan bisa dioperasikan secara bersamaan.

Menurut dua perancang mesin multguna Saymsuri dan Abdul Malik, ide pembuatan alat pertanian itu muncul setelah melihat mesin perontok jagung, padi dan kedelai serta mesin pembajak dan penanam benih yang konstruksi dan unitnya masing-masing terpisah.

"Sementara 'Ulik' menyatukan beberapa fungsi mesin pertanian menjadi satu-kesatuan. Dengan alat tersebut pekerjaan petani diyakini akan lebih efisien, murah serta waktu yang dibutuhkan oleh petani lebih singkat," ujar Syamsuri.

Sumber:
Yahoo.com

Mahasiswa Indonesia Bikin Satelit, Siap Ngorbit 2012

Satelit mini atau nano-satelit buatan mahasiswa Indonesia akan diluncurkan pada tahun 2012, karena pembahasan antarmahasiswa UGM, ITB, ITS, UI, dan PENS ITS serta mahasiswa Indonesia di luar negeri sudah dimulai. “Mulai tahun 2009, kami melakukan serangkaian pertemuan dengan mahasiswa dari berbagai kampus,” kata peneliti asal Indonesia di TU Delft Belanda, Dedy H.B. Wicaksono, PhD., di Surabaya, Senin. Di sela-sela Lokakarya INSPIRE (Indonesian Nano Satellite Platform Initiative for Research & Education) di PENS ITS, ia mengatakan pertemuan akan berlanjut dengan penelitian secara intensif di Belanda atau di Indonesia. “INSPIRE merupakan forum pertemuan antarmahasiswa dengan berbagai stakeholder dari pemerintah dan lembaga riset untuk mendorong penguasaan teknologi satelit sejak kalangan mahasiswa,” katanya. Alumnus Teknik Fisika ITB Bandung (S1) pada tahun 1934-1998 itu menyatakan Indonesia sangat membutuhkan satelit untuk peta hutan, perikanan, bencana alam, kepulauan, kriminalitas laut, dan sebagainya.

“Kita sudah memiliki Satelit Palapa dan usianya sudah 30 tahunan. Teknologinya dibuat di luar negeri, sehingga devisa negara akan tersedot keluar dan kita akhirnya tidak memiliki kemandirian,” kata alumnus Tokyo University of Technology (S2) itu. Menurut alumnus TU Delft Belanda (S3) itu, satelit yang besar itu membutuhkan dana yang mahal hingga ratusan miliar atau bahkan triliunan, namun nano-satelit hanya berkisar Rp5 miliar dan satelit mini akan bertahan selama kurun tiga tahunan. “Tidak hanya murah, tapi nano-satelit itu sebenarnya dapat kita kuasai dengan mudah, apalagi di dalamnya sudah ada unsur pendidikan, aspek aplikasi teknologi, dan penelitian lintas keilmuan seperti telekomunikasi, elektronika, energi surya, dan sebagainya,” katanya.

Oleh karena itu, kata penggagas INSPIRE itu, para dosen dapat mendorong mahasiswa telekomunikasi yang selama ini merumuskan tugas akhir (TA) tentang alat-alat telekomunikasi seperti handphone (HP), namun kini dapat mengarahkan TA pada bidang satelit. “Jadi, pembahasan dapat dilakukan pada tahun 2009, lalu tahun 2010 dengan penelitian intensif, bahkan TU Delft sangat senang bila penelitian dapat dilakukan di Belanda, kemudian tahun 2011 dilakukan persiapan dan tahun 2012 ada peluncuran,” katanya. Senada dengan itu, Sekretaris Menkominfo, Dr Eng. Son Kuswadi, menyatakan dana pembuatan nano-satelit hanya Rp5 miliar dan bila dimulai dengan pertemuan, penelitian, hingga akhirnya peluncuran nano-satelit, maka akan dibutuhkan dana sekitar Rp10 miliar.

“Pembahasan lewat workshop yang melibatkan puluhan mahasiswa dari berbagai universitas itu akan kita lakukan dua kali selama tahun 2009, termasuk pembahasan dengan LAPAN, BPPT, IPTN, Departemen Kelautan dan Perikanan,” katanya. Setelah itu, kata dosen robotik PENS ITS Surabaya itu, pembahasan intensif untuk aplikasi akan dilakukan di TU Delft Belanda dan di Indonesia hingga tahun 2011. “Tahun 2012 akan kita lakukan peluncuran, apakah peluncuran akan memanfaatkan lembaga sejenis LAPAN di Indonesia yang sudah memiliki lokasi peluncuran roket atau mungkin LAPAN juga sudah siap pada tahun itu,” katanya. Ia menambahkan pemanfaatan nano-satelit itu akan diaplikasikan untuk fungsi telekomunikasi di saat bencana alam dan pencegahan pencurian ikan. “Nantinya, bisa juga untuk sensor cuaca,” katanya.

Dikronik dari bukucatatan-part1

Teknologi Orang Indonesia Dipakai NASA

Tak disangka-sangka, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi buatan Indonesia, Yaitu teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan anak bangsa. ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik.

 NASA mengembangkan sistem pemindai komponen dielektrik seperti embun yang menempel di dinding luar pesawat ulang-alik yang terbuat dari bahan keramik. Zat seperti itu bisa mengakibatkan kerusakan parah pada saat peluncuran karena perubahan suhu dan tekanan tinggi. Adalah Warsito P. Taruno yang mengembangkan ECVT, bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya). Dia lantas melakukan riset di Laboratorium of Molecular Transport di bawah bimbingan Profesor Shigeo Uchida.

Tidak itu saja, Warsito melalui Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology yang didirikannya telah memproduksi Robot bernama Sona CT x001, sebuah Robot yang dibekali dua lengan untuk memindai tabung gas. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta. Perusahaan migas Petronas juga tertarik pada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Edwar Technology juga mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, denagn nilai US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar.

Dikronik dari bukucatatan-part1

Yang Terbaik di Indonesia, Yang Menginspirasi Dunia

Apakah Anda pernah mendengar nama besar, prestasi, dan kehebatan mereka di kancah internasional? Ya mereka adalah orang Indonesia. Jadi, apakah Anda masih malu menjadi orang Indonesia? Tampaknya semua itu harus dipikirkan ulang. Orang Indonesia banyak prestasinya. Inilah dia beberapa yang berhasil redaksi Indonesia Revive! rangkum, yaitu:

Pejuang HAM legendaris dan bapak pembebasan Negara Afrika Selatan, Nelson Mandela, setelah berhasil menghapus Apartheid di negerinya, mengakui bahwa perjuangannya itu diinspirasikan oleh perjuangan Syekh Yusuf dari Makassar.

PT.PAL sukses membuat salah satu kapal terbaik di dunia "Star 50" berbobot 50,000 ton. Salah satu Negara yang memesan kapal ini adalah Singapura.

Pabrik/manufaktur Mattel (boneka Barbie USA) hanya ada 2 di dunia. Pabrik pertama berada di China dan lainnya di Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.

Brand internasional yang amat prestisius, Gucci, menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya.

Bunga nasional Korea Utara yang amat popular Kimilsungia berasal dari Indonesia dan diberi nama oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno.

Airbridge –tangga belalai menuju pintu pesawat yang ngetrend di bandara-bandara dunia kali pertama dibuat oleh PT Bukaka, Indonesia.

Tahun 2002, dalam Special Edition TIME magazine on Asian Heroes, penyanyi Iwan Fals menjadi cover fullpage. Begitu juga dengan Aa Gym di tahun 2006 (The Holy Quran) dan Christin Hakim.

Mantan Presiden RI ke-3, BJ Habibie adalah pemegang 46 paten di bidang aeronautika dunia.

Menara Kuala Lumpur ternyata dirancang oleh putra Indonesia, Ir.Achmad Murdijat alumni ITB.

Dikronik dari bukucatatan-part1

Empat Eks Pejabat Indonesia yang Dianggap Clean

Emil Salim.
Membaca tulisan di thread Kaskus, saya menjadi bangga sebagai orang Indonesia. Kenapa? Masih ada orang-orang yang sangat manusiawi di muka bumi Indonesia. Meskipun lingkungan di kiri-kanan mereka bergelimangan. Sehingga bisa saja mereka berbuat curang. Namun, mereka tak melakukan itu.

Bagi saya, menolak untuk berperilaku seperti kebanyakan, lebih-lebih yang negatif itu gampang saja. Dan untuk berperilaku sebaliknya? Sulitnya bukan main. Terlebih godaan datang dari mana-mana. Tak meminta malah diberi. Tidak diterima dianggap tidak berterima kasih. Diterima dianggap salah. Di antara dua pilihan.

Saya angkat topi juga untuk pria bernama lengkap Satrio Budihardjo Joedono atau akrab dipanggil Billy. Bukan apa-apa. Saya saja sering sekali berkeinginan membeli barang-barang baru (dengan duit sendiri tentu). Pria ini semasa kerja malah bertahan keras dengan tasnya yang lusuh! Diberikan yang baru, tetap tak bisa menggantikan yang lama. Tas lusuhnya masih acap dibawa-bawa. Guci keramik dan lukisan yang terpampang di ruang kerjanya dulu adalah hasil kredit. Luar biasa?

Masih belum... Simak kisah Emil Salim. Tatkala menepi dari pusaran kekuasaan tahun 1993, ia tak memiliki rumah, selain satu rumah. Itu pun dia kontrakkan pada orang lain. Alhasil, dia hidup dari duit hasil kontrakan. Hidupnya konon lurus dan bersih.

Marie Muhammad lain lagi. Dia dikenal sebagai pria pemakai safari itu-itu saja. Merek sarung yang dimilikinya hanya dua: cap Gajah Duduk dan cap Mangga.

Kalau yang terakhir, Ir. Sarwono Kusumaatmadja, mengatakan dia "agak bersih-lah" ketimbang beberapa pejabat lainnya. Dia hanya menekankan hidup sederhan pada keluarganya. Dan hidup hemat tanpa melandasi dirinya untuk membeli barang-barang yang tidak dia inginkan.

Ada dua pikiran dalam kepala saya membaca thread dari kaskus tentang empat orang eks pejabat yang dianggap clean ini. Pertama, mereka hebat. Kedua, saya kok curiga kalau mereka memang benar-benar miskin sampai tidak bisa membeli apapun. Toh pegawai pemerintahan zaman dulu kan memang bergaji kecil. Tentu saja anggapan ini bias ya.

Terlepas dari benar-tidaknya pikiran saya, tetap saja saya bangga pada mereka. Dari kisah ini kita bisa kita menarik kesimpulan, yaitu: kesuksesan itu mempunyai landasan pondasi yang kuat. Sedikit demi sedikit ke arah lebih baik sudah bagus. Dibandingkan langsung banyak ke arah keburukan. Itu saja.

Pesan kami untuk para pembaca Indonesia Revive! adalah keep on your dream, and less talk do more. Mari berbuat lebih untuk diri kita masing-masing, keluarga, saudara, dan orang lain. Buat Indonesia bangkit dari tidurnya. :) [Lilih Prilian Ari Pranowo]

Lilih Prilian Ari Pranowo | Owner Catatan Lilih & Admin Indonesia Revive!

Sumber Foto: Wikipedia. Diedit dan dicropping oleh Lilih Prilian Ari Pranowo

Tim Emprit Melawan Tim Elang

"Indonesia hebat kalau bisa masukin saja satu gol ke gawang AC Milan," begitu kata saya pada bapak saya yang termangu-mangu di depan televisi, kemarin, tanggal 4 September 2011.

Ya, kami berdua di rumah, dan tentu saja banyak orang di luaran sana, menonton televisi. Menonton mereka-mereka yang tergabung dalam tim Indonesia All Star melawan AC Milan Glorie. Tidak panas-dingin seperti biasanya timnas lalu-lalu melawan Malaysia atau melawan Iran sebelumnya. Saya sedikit biasa saja hatinya.

Indonesia All Star vs AC Milan Glorie, 4 September 2011, Senayan, Jakarta.

Saya suka Indonesia mengadakan acara seperti ini. Selain bertujuan untuk menggalang dana, memajukan motivasi juga. Khususnya, timnas Indonesia sekarang ini. Di mana, mereka semua -- yang tergabung dalam timnas Indonesia All Star -- ingin membuktikan kepada seluruh penduduk Indonesia bahwa mereka masih tetap gaek. Garang. Dan menembus gawang Dida. Walaupun skor akhir 5-1 untuk AC Milan. Tetep. Tapi, bagi saya, walaupun tak menang, perolehan satu angka ini berarti dibanding tak meraih gol sama sekali.

Saya masih ingat bagaimana para striker kawakan Indonesia, berupaya menembus pertahanan AC Milan yang digawangi oleh Fransesca Baresi, Rocky Junior, dll. Bukan hasil akhirnya. Tapi, prosesnya dalam berupaya itu yang patut diacungi jempol. Tak mudah para striker Indonesia untuk menembus pertahanan tersebut. Di samping, karena "kelas" dan teknik yang sudah mumpuni, secara fisik para pemain Indonesia kalah. Yah, mungkin lain soal jika kita bicara soal Jepang atau Korsel ya.

Saya kok kemudian terpikir ya. Jika semua orang Indonesia itu berupaya sekuat tenaga, dibarengi ilmunya, tentu akan berhasil meraih apa yang diimpi-impikan. Ini menarik. Kenapa? Ternyata bukan masalah kemampuan juga kita berhasil, tetapi ada satu hal yang dilupakan: keberanian. Hayo coba pertanyakan diri kita masing-masing, seberani apa kita untuk menjadi besar? Menjadi lebih baik dari kemarin? Menjauhkan pandangan?

Sehingga, biarpun kita kalah dalam pertandingan kita kalah dalam keberanian melawan. Bukan terdiam dalam kubangan. [Chucky]

Chucky | Owner Cerita Tengah Malam

Opal dari Kabupaten Lebak, Permata Terbaik Kelas Dunia

Merawikan pelbagai sumber, redaksi Indonesia Revive! berhasil merangkum satu lagi kelebihan tanah air kita: Indonesia, dibanding negara-negara lain. Apakah itu?

Batu permata itu disebut dengan batu permata kalimaya, atau dikenal dengan opal dari Kabupaten Lebak. Keistimewaan batu permata ini adalah seluruh dunia mengenalnya sebagai pertama terbaik kelas dunia, dibandingkan dengan milik Australia atau Amerika Latin. Kelebihan opal Kabupaten Lebak ada pada warna yang tak bisa lenyap, selalu saja bisa memesona dengan aneka warna, seperti hitam, cokelat, kuning ungu, biru, dan pelangi.

Nong, seorang kolektor opal asal Rangkasbitung, mengatakan bahwa kalimaya memiliki pelbagai warna, di antaranya Putih, Kristal Hijau, Kristal Pelangi, Kristal Hijau, Teh dan Kopi, Pelangi, Kristal Susu, dan lain-lain.

Semua jenis warna kalimaya memiliki daya tarik tersendiri juga pancaran warna pelangi dapat berubah-ubah. Itulah kelebihan permata asal Lebak,” tukasnya.

Batu kalimaya.

Harga satu buah batu Kalimaya? Bisa sampai puluhan juta. “Kami pernah menjual batu kalimaya yang sudah berkembang warnanya dijual Rp40 juta,” kata Lili, pedagang batu kalimaya di Rangkasbitung.

Soalnya untuk mendapatkan batu ini tak mudah. Dibutuhkan penggalian berkilo-kilo meter jauh ke dasar bumi. Caranya pun masih tradisional, menggali sampai dalam. Jika terdapat batu kalimaya di bawah tanah maka terlihat pancaran sinar,” pungkas Nong.

Inilah tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Kata Koes Ploes. [Lilih Prilian Ari Pranowo]

Lilih Prilian Ari Pranowo | Owner Catatan Lilih & Admin IndonesiaRevive!

Peter Firmansyah: Lewat Petersaysdenim Menembus Dunia

Sewaktu masih duduk di bangku SMA, Peter Firmansyah, pria kelahiran Sumedang 4 Februari 1984, terbiasa mengubek-ubek tumpukan baju di pedagang kaki lima. Kini, ia adalah pemilik usaha yang memproduksi busana yang sudah diekspor ke beberapa negara.

Tak butuh waktu relatif lama. Semua itu mampu dicapai Peter hanya dalam waktu 1,5 tahun sejak ia membuka usahanya pada November 2008. Kini, jins, kaus, dan topi yang menggunakan merek Petersaysdenim, bahkan, dikenakan para personel kelompok musik di luar negeri.

Sejumlah kelompok musik itu seperti Of Mice & Man, We Shot The Moon, dan Before Their Eyes, dari Amerika Serikat, I am Committing A Sin, dan Silverstein dari Kanada, serta Not Called Jinx dari Jerman sudah mengenal produksi Peter. Para personel kelompok musik itu bertubi-tubi menyampaikan pujiannya dalam situs Petersaysdenim.

Pada situs-situs internet kelompok musik itu, label Petersaysdenim juga tercantum sebagai sponsor. Petersaysdenim pun bersanding dengan merek-merek kelas dunia yang menjadi sponsor, seperti Gibson, Fender, Peavey, dan Macbeth.

Peter memasang harga jins mulai Rp 385.000, topi mulai Rp 200.000, tas mulai Rp 235.000, dan kaus mulai Rp 200.000. Hasrat Peter terhadap busana bermutu tumbuh saat ia masih SMA. Peter yang lalu menjadi pegawai toko pada tahun 2003 kenal dengan banyak konsumennya dari kalangan berada dan sering kumpul-kumpul. Ia kerap melihat teman-temannya mengenakan busana mahal.

"Saya hanya bisa menahan keinginan punya baju bagus. Mereka juga sering ke kelab, mabuk, dan ngebut pakai mobil, tapi saya tidak ikutan. Lagi pula, duit dari mana,” ujarnya.

Peter melihat, mereka tampak bangga, bahkan sombong dengan baju, celana, dan sepatu yang mereka dipakai. Harga celana jins saja, misalnya, bisa Rp 3 juta. ”Perasaan bangga seperti itulah yang ingin saya munculkan kalau konsumen mengenakan busana produk saya,” ujarnya.

Peter kecil akrab dengan kemiskinan. Sewaktu masih kanak-kanak, perusahaan tempat ayahnya bekerja bangkrut sehingga ayahnya harus bekerja serabutan. Peter pun mengalami masa suram. Orangtuanya harus berutang untuk membeli makanan.

Pernah mereka tak mampu membeli beras sehingga keluarga Peter hanya bergantung pada belas kasihan kerabatnya. ”Waktu itu kondisi ekonomi keluarga sangat sulit. Saya masih duduk di bangku SMP Al Ma’soem, Kabupaten Bandung,” kata Peter.

Sewaktu masih SMA, Peter terbiasa pergi ke kawasan perdagangan pakaian di Cibadak, yang oleh warga Bandung di pelesetkan sebagai Cimol alias Cibadak Mall, Bandung. Di kawasan itu dia berupaya mendapatkan produk bermerek, tetapi murah. Cimol saat ini sudah tidak ada lagi. Dulu terkenal sebagai tempat menjajakan busana yang dijual dalam tumpukan.

Selepas SMA, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Widyatama, Bandung. Namun, biaya masuk perguruan tinggi dirasakan sangat berat, hingga Rp 5 juta. Uang itu pemberian kakeknya sebelum wafat. Tetapi, tak sampai sebulan Peter memutuskan keluar karena kekurangan biaya. Ia berselisih dengan orangtuanya—perselisihan yang sempat disesali Peter—karena sudah menghabiskan biaya besar.

Ia benar-benar memulai usahanya dari nol. Pendapatan selama menjadi pegawai toko disisihkan untuk mengumpulkan modal. Di sela-sela pekerjaannya, ia juga mengerjakan pesanan membuat busana. Dalam sebulan, Peter rata-rata membuat 100 potong jaket, sweter, atau kaus. Keuntungan yang diperoleh antara Rp 10.000- Rp 20.000 per potong.

Gaji saya hanya sekitar Rp 1 juta per bulan, tetapi hasil dari pekerjaan sampingan bisa mencapai Rp 2 juta, he-he-he…,” kata Peter. Penghasilan sampingan itu ia dapatkan selama dua tahun waktu menjadi pegawai toko hingga 2005.

Pengalaman pahit juga pernah dialami Peter. Pada tahun 2008, misalnya, ia pernah ditipu temannya sendiri yang menyanggupi mengerjakan pesanan senilai Rp 14 juta. Pesanannya tak dikerjakan, sementara uang muka Rp 7 juta dibawa kabur. Pada 2007, Peter juga mengerjakan pesanan jins senilai Rp 30 juta, tetapi pemesan menolak membayar dengan alasan jins itu tak sesuai keinginannya.

Akhirnya saya terpaksa nombok. Jins dijual murah daripada tidak jadi apa-apa. Tetapi, saya berusaha untuk tidak patah semangat,” ujarnya.

Belajar menjahit, memotong, dan membuat desain juga dilakukan sendiri. Sewaktu masih sekolah di SMA Negeri 1 Cicalengka, Kabupaten Bandung, Peter juga sempat belajar menyablon. Ia berprinsip, siapa pun yang tahu cara membuat pakaian bisa dijadikan guru.

Saya banyak belajar sejak lima tahun lalu saat sering keliling ke toko, pabrik, atau penjahit,” katanya. Ia juga banyak bertanya cara mengirim produk ke luar negeri. Proses ekspor dipelajari sendiri dengan bertanya ke agen-agen pengiriman paket.

Sejak 2007, Peter sudah sanggup membiayai pendidikan tiga adiknya. Seorang di antaranya sudah lulus dari perguruan tinggi dan bekerja. Peter bertekad mendorong dua adiknya yang lain untuk menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana. Ia, bahkan, bisa membelikan mobil untuk orangtuanya dan merenovasi rumah mereka di Jalan Padasuka, Bandung.

Kerja keras dan doa orangtua, kedua faktor itulah yang mendorong saya bisa sukses. Saya memang ingin membuat senang orangtua,” katanya. Jika dananya sudah mencukupi, ia ingin orangtuanya juga bisa menunaikan ibadah haji.

Meski kuliahnya tak rampung, Peter kini sering mengisi seminar-seminar di kampus. Ia ingin memberikan semangat kepada mereka yang berniat membuka usaha. ”Mau anak kuli, buruh, atau petani, kalau punya keinginan dan bekerja keras, pasti ada jalan seperti saya menjalankan usaha ini,” ujarnya.

Merek Petersaysdenim berasal dari Peter Says Sorry, nama kelompok musik. Posisi Peter dalam kelompok musik itu sebagai vokalis. ”Saya sebenarnya bingung mencari nama. Ya, sudah karena saya menjual produk denim, nama mereknya jadi Petersaysdenim,” ujarnya tertawa.

Peter Firmansyah yang sukses membawa bendera Petersaydenim ke tingkat dunia.

Peter memanfaatkan fungsi jejaring sosial di internet, seperti Facebook, Twitter, dan surat elektronik untuk promosi dan berkomunikasi dengan pengguna Petersaysdenim. ”Juli nanti saya rencana mau ke Kanada untuk bisnis. Teman-teman musisi di sana mau ketemu,” katanya.

Akan tetapi, ajakan bertemu itu baru dipenuhi jika urusan bisnis selesai. Ajakan itu juga bukan main-main karena Peter diperbolehkan ikut berkeliling tur dengan bus khusus mereka. Personel kelompok musik lainnya menuturkan, jika sempat berkunjung ke Indonesia ia sangat ingin bertemu Peter. Ia melebarkan sayap bisnis untuk memperlihatkan eksistensi Petersaysdenim terhadap konsumen asing.

Pokoknya, saya mau ’menjajah’ negara-negara lain. Saya ingin tunjukkan bahwa Indonesia, khususnya Bandung, punya produk berkualitas,” ujarnya.

Dikronik dari IndonesiaProud

Indonesia Bukan Bangsa Tempe: Lima Aplikasi Karya Anak Negeri yang Rajai Asia

Anda pemakai BlackBerry (BB) aktif? Suka menggunakan aplikasi Koprol, Bouncity, Menoo, Gamemachi, dan MiMoMachi langsung dari BlackBerry (BB) Anda? Jika iya, sekarang pertanyaannya adalah: Tahukah kalau aplikasi-aplikasi tersebut buatan anak negeri? Oo… mungkin Anda baru mengetahuinya atau tak memedulikannya.

Tak apa ini hanya sekadar informasi yang bikin Anda – sebagai bagian dari bangsa Indonesia – bolehlah berdecak kagum.

Kenapa?! Kini, Anda tahu bahwa Indonesia bukan bangsa tempe. Tapi, bangsa yang bisa maju juga. Dan lima aplikasi BlackBerry (BB) yang sudah disebutkan tadi adalah bukti nyatanya.

Research In Motion (RIM) sendiri sudah merilisnya, tanggal 28 Juli 2011, yang menyatakan bahwa lima aplikasi tersebut betul-betul besutan bocah-bocah Indonesia.

Keren kan? Ikut berbanggalah…

Koprol karya S. Witoelar yang sudah diakuisisi Yahoo! Inc.
Koprol (jejaring sosial asli Indonesia) yang buatan Satya Witoelar sendiri sudah diakuisisi Yahoo! sejak beberapa waktu lalu.

Mereka sudah bergerak. Giliran Anda yang bergerak. Pilih sendiri perjuanganmu memajukan negeri ini ya. [Lilih Prilian Ari Pranowo]

Lilih Prilian Ari Pranowo | Owner Catatan Lilih & Admin Indonesia Revive!