Empat Eks Pejabat Indonesia yang Dianggap Clean

Emil Salim.
Membaca tulisan di thread Kaskus, saya menjadi bangga sebagai orang Indonesia. Kenapa? Masih ada orang-orang yang sangat manusiawi di muka bumi Indonesia. Meskipun lingkungan di kiri-kanan mereka bergelimangan. Sehingga bisa saja mereka berbuat curang. Namun, mereka tak melakukan itu.

Bagi saya, menolak untuk berperilaku seperti kebanyakan, lebih-lebih yang negatif itu gampang saja. Dan untuk berperilaku sebaliknya? Sulitnya bukan main. Terlebih godaan datang dari mana-mana. Tak meminta malah diberi. Tidak diterima dianggap tidak berterima kasih. Diterima dianggap salah. Di antara dua pilihan.

Saya angkat topi juga untuk pria bernama lengkap Satrio Budihardjo Joedono atau akrab dipanggil Billy. Bukan apa-apa. Saya saja sering sekali berkeinginan membeli barang-barang baru (dengan duit sendiri tentu). Pria ini semasa kerja malah bertahan keras dengan tasnya yang lusuh! Diberikan yang baru, tetap tak bisa menggantikan yang lama. Tas lusuhnya masih acap dibawa-bawa. Guci keramik dan lukisan yang terpampang di ruang kerjanya dulu adalah hasil kredit. Luar biasa?

Masih belum... Simak kisah Emil Salim. Tatkala menepi dari pusaran kekuasaan tahun 1993, ia tak memiliki rumah, selain satu rumah. Itu pun dia kontrakkan pada orang lain. Alhasil, dia hidup dari duit hasil kontrakan. Hidupnya konon lurus dan bersih.

Marie Muhammad lain lagi. Dia dikenal sebagai pria pemakai safari itu-itu saja. Merek sarung yang dimilikinya hanya dua: cap Gajah Duduk dan cap Mangga.

Kalau yang terakhir, Ir. Sarwono Kusumaatmadja, mengatakan dia "agak bersih-lah" ketimbang beberapa pejabat lainnya. Dia hanya menekankan hidup sederhan pada keluarganya. Dan hidup hemat tanpa melandasi dirinya untuk membeli barang-barang yang tidak dia inginkan.

Ada dua pikiran dalam kepala saya membaca thread dari kaskus tentang empat orang eks pejabat yang dianggap clean ini. Pertama, mereka hebat. Kedua, saya kok curiga kalau mereka memang benar-benar miskin sampai tidak bisa membeli apapun. Toh pegawai pemerintahan zaman dulu kan memang bergaji kecil. Tentu saja anggapan ini bias ya.

Terlepas dari benar-tidaknya pikiran saya, tetap saja saya bangga pada mereka. Dari kisah ini kita bisa kita menarik kesimpulan, yaitu: kesuksesan itu mempunyai landasan pondasi yang kuat. Sedikit demi sedikit ke arah lebih baik sudah bagus. Dibandingkan langsung banyak ke arah keburukan. Itu saja.

Pesan kami untuk para pembaca Indonesia Revive! adalah keep on your dream, and less talk do more. Mari berbuat lebih untuk diri kita masing-masing, keluarga, saudara, dan orang lain. Buat Indonesia bangkit dari tidurnya. :) [Lilih Prilian Ari Pranowo]

Lilih Prilian Ari Pranowo | Owner Catatan Lilih & Admin Indonesia Revive!

Sumber Foto: Wikipedia. Diedit dan dicropping oleh Lilih Prilian Ari Pranowo

0 komentar:

Post a Comment