Joko Widodo: Walikota yang Tidak Ambil Gajinya

Indonesia Revive! -- Entah apa yang terbersit dalam benak saya ketika membaca tentang artikel ini. Jokowi, Walikota Solo, tak pernah mengambil gajinya. Dalam artian tidak pernah memakai gajinya untuk kepentingan dirinya sendiri. Melainkan digunakan untuk nyangoni warganya. Busyet??? Benarkah demikian? Berikut ini adalah beritanya, sudah lama sih, tapi tetap relevan di tengah-tengah para anggota DPR menyodorkan anggaran membetulkan WC sebesar 2 miliar.
Di saat ramai dibicarakan tentang ‘keluhan’ gaji presiden RI yang tidak naik-naik selama 7 tahun, ternyata ada pejabat negara yang tidak mengambil gajinya.

Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, sejak awal menjabat sebagai Wali Kota Solo ternyata tidak pernah mengambil gajinya. Menurut Jokowi, penghasilannya sebagai eksportir mebel lebih dari cukup untuk menghidupi keluarganya.

”Kecil-kecil kan saya eksportir mebel. Saya juga punya gedung pertemuan yang bisa disewakan,” kata Jokowi di sela-sela kirab budaya Garebeg Sudiro yang digelar dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek di Pasar Gede, Solo, 30 Januari 2011.

Lalu, untuk apa gaji pria kelahiran Solo, 21 Juni 1961, ini sebagai wali kota?

”Coba tanya ajudan atau sekretaris saya, mereka yang mengurus setiap bulan. Jumlahnya pun saya tidak tahu persis. Kebanyakan (gajinya) habis untuk nyangoni warga. Kalau bertemu kasih Rp 50.000, Rp 100.000, dalam tiga-empat hari saja sudah habis,” kata Jokowi yang menjabat sebagai Wali Kota Solo untuk periode kedua.

Menurut ayah tiga anak ini, dirinya tidak pernah menanyakan gaji, fasilitas rumah, atau mobil. Bagi Jokowi, sebagai wali kota, itu berarti dia diberi amanah untuk bekerja, dan ia berupaya untuk melaksanakannya.

Oleh karena pertanyaan tentang gaji yang bertubi-tubi itu, Jokowi pun ganti tergelitik untuk bertanya, ”Ada apa toh kok tanya tentang gaji terus?”
Ide perubahan ada di sekitar kita. Jika bukan kita yang melakukannya. Siapa lagi?

Reference: Sayang Dibuang

0 komentar:

Post a Comment