Menguak Sisi Lain Bunga Kamboja
Bunga Kamboja ternyata tak hanya bunga yang berada di kuburan dan berkesan horor. Bunga ini, di tangan tiga mahasiswa kreatif Universitas Negeri Surakarta (UNS), dibuat sebagai pengusir nyamuk mujarab berbentuk lilin. Aromanya tak sengak, tapi menyegarkan tubuh. User yang akan menggunakan lilin ini dijamin tak hanya menikmati asap lilin antinyamuk tetapi juga dapat menikmati aroma therapy guna merelaksi diri.
Kini, lilin antinyamuk itu yang pada awalnya merupakan karya ilmiah yang diikutsertakan dalam acara Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) di Makassar tahun 2011 itu siap dipatenkan dengan merek dagangnya bernama: PHYKA (Aroma Theraphy Kamboja).
Karya ini merupakan karya anak bangsa yang patut diapresiasi dan diacungi jempol.
Adalah Dwi Hantoko, Dewi Wahyuningtyas, dan Lilis Kristiani, para kreator dan inovator yang mentransformasi bunga kamboja menjadi obat nyamuk berbentuk lilin. Ketika mencari ide tentang karya ilmiah yang hendak dilombakan, mereka terpikir bunga kamboja. Dan menelitinya selama tiga bulan sebelum berhasil menemukan formulanya.
Kenapa bunga kamboja?
“…Bunga kamboja sangat berlimpah di sekitar Solo. Bunga ini tumbuh subur di areal pemakaman ataupun di taman-taman umum,” tukas Dwi Hantoko menjelaskan alasan mereka memilih bunga kamboja.
Dalam proses meneliti bunga kamboja, ketiganya didampingi oleh dosen pembimbing, Wirawan Ciptonugroho, MSc. Di mana, Wirawan mengatakan bahwa pemilihan bunga kamboja, selain disebutkan di atas, juga didorong niat mengubah citra bunga kamboja yang identik dengan kuburan dan kesan horor.
“…Setelah diteliti, ternyata bunga itu mengandung graniol pengusir nyamuk, sekaligus sitronelol dan ilanol yang merupakan unsur antistres dari aroma theraphy yang dihasilkan saat dibakar,” tambah Dwi.
Sebetulnya kandungan serupa juga dimiliki oleh bunga lavender, serai, dan bunga zodiac (bunga hias). Hanya saja, agak sulit mendapatkan bunga lavender karena habitatnya berada di dataran tinggi. Sementara, serai lebih dikenal sebagai bumbu dapur. Dan bunga zodia dikenal sebagai bunga hias.
Lilin antinyamuk itu dibuat dari ekstrak bunga kamboja putih (Plumeira Alba) – salah satu jenis bunga kamboja yang acap ditemui di pekuburan – dicampuri parafin. Tidak seperti obat antinyamuk bakar yang menyesakkan ketika asapnya terhirup oleh user, maka PHYKA (Aroma Theraphy Kamboja) tidak demikian. Menurut Dwi, lilin antinyamuk buatannya tak bakal membuat user sesak napas. Tahan lama ketika dibakar (8-10 jam) menjadikan keunggulan dibanding obat antinyamuk biasa.
Dijadikan sebagai Ladang Bisnis
Walaupun awalnya, PHYKA (Aroma Theraphy Kamboja) dibuat untuk kepentingan ilmiah. Tapi, karena dibentuk kecil dan indah, maka bisa dijadikan sebagai souvenir pernikahan atau hadiah lainnya.
“…Mudah-mudahan bisa berkembang. Kami juga sudah siap mematenkan produk ini,” pungkas Dwi. [Lilih Prilian Ari Pranowo]
Lilih Prilian Ari Pranowo | Owner Catatan Lilih & Admin Indonesia Revive
Kini, lilin antinyamuk itu yang pada awalnya merupakan karya ilmiah yang diikutsertakan dalam acara Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) di Makassar tahun 2011 itu siap dipatenkan dengan merek dagangnya bernama: PHYKA (Aroma Theraphy Kamboja).
Karya ini merupakan karya anak bangsa yang patut diapresiasi dan diacungi jempol.
Dwi dan dosen pembimbingnya, Wirawan Ciptonugroho, MSc. |
Kenapa bunga kamboja?
“…Bunga kamboja sangat berlimpah di sekitar Solo. Bunga ini tumbuh subur di areal pemakaman ataupun di taman-taman umum,” tukas Dwi Hantoko menjelaskan alasan mereka memilih bunga kamboja.
Dalam proses meneliti bunga kamboja, ketiganya didampingi oleh dosen pembimbing, Wirawan Ciptonugroho, MSc. Di mana, Wirawan mengatakan bahwa pemilihan bunga kamboja, selain disebutkan di atas, juga didorong niat mengubah citra bunga kamboja yang identik dengan kuburan dan kesan horor.
“…Setelah diteliti, ternyata bunga itu mengandung graniol pengusir nyamuk, sekaligus sitronelol dan ilanol yang merupakan unsur antistres dari aroma theraphy yang dihasilkan saat dibakar,” tambah Dwi.
Sebetulnya kandungan serupa juga dimiliki oleh bunga lavender, serai, dan bunga zodiac (bunga hias). Hanya saja, agak sulit mendapatkan bunga lavender karena habitatnya berada di dataran tinggi. Sementara, serai lebih dikenal sebagai bumbu dapur. Dan bunga zodia dikenal sebagai bunga hias.
Lilin antinyamuk itu dibuat dari ekstrak bunga kamboja putih (Plumeira Alba) – salah satu jenis bunga kamboja yang acap ditemui di pekuburan – dicampuri parafin. Tidak seperti obat antinyamuk bakar yang menyesakkan ketika asapnya terhirup oleh user, maka PHYKA (Aroma Theraphy Kamboja) tidak demikian. Menurut Dwi, lilin antinyamuk buatannya tak bakal membuat user sesak napas. Tahan lama ketika dibakar (8-10 jam) menjadikan keunggulan dibanding obat antinyamuk biasa.
Dijadikan sebagai Ladang Bisnis
Walaupun awalnya, PHYKA (Aroma Theraphy Kamboja) dibuat untuk kepentingan ilmiah. Tapi, karena dibentuk kecil dan indah, maka bisa dijadikan sebagai souvenir pernikahan atau hadiah lainnya.
“…Mudah-mudahan bisa berkembang. Kami juga sudah siap mematenkan produk ini,” pungkas Dwi. [Lilih Prilian Ari Pranowo]
Lilih Prilian Ari Pranowo | Owner Catatan Lilih & Admin Indonesia Revive
0 komentar:
Post a Comment