Mahasiswa UB Peraih Rekor MURI
Mahasiswa berprestasi Universitas Brawijaya (UB) 2010 Zulvikar Syambani Ulhaq mendapatkan Penghargaan Rekor MURI. Mahasiswa Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran ini ditemui Prasetya Online di ruang Pembantu Rektor III Bidang kemahasiswaan, Jum'at (11/2). Ia menceritakan alat penemuannya yang diberi nama Stick Pendeteksi Kerusakan Kartilago pada Penderita Rematoid Atritis. Sebuah alat pengembangan deteksi alternatif pengganti Sinar-X.
Zulvikar menjelaskan alat ini digunakan sebagai pencegah terjadinya kerusakan tulang rawan pada pasien agar tidak sakit sendi. Metode yang digunakan adalah dengan sistem celup. Serum yang berasal dari darah pasien dicelupkan dengan antibodi yang sudah diproduksi oleh peneliti sebelumnya.
PR III Ir. H.R.B. Ainurrasyid, MS mengungkapkan bahwa Pimpinan Universitas sangat bangga pada alat temuan Zulvikar. "Kami sebagai pimpinan universitas bersama sivitas akademika sangat bangga pada Zulfikar atas prestasinya, semoga ke depan akan melahirkan Zulfikar-Zulfikar yang baru, dan kami akan senantiasa mendukung iklim ilmiah untuk mewujudkan UB sebagai World Class University (WCU)" ujarnya.
Keberhasilan Zulvikar dalam prestasinya juga tidak terlepas dari berbagai dukungan, khususnya dari pihak fakultas. Hal ini seperti disampaikan Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran dr. Muhammad Hanafi, MPH. Ia mengungkapkan, "Kami bangga pada prestasi Zulfikar dan prestasinya tidak lepas dari pembinaan dan pendanaan Fakultas Kedokteran yang terus berkomitmen untuk meningkatkan prestasi mahasiswa terutama dalam bidang karya tulis Ilmiah," paparnya.
Penemuan Zulvikar ini merupakan pengembangan dari penelitiannya terdahulu ketika menjadi juara PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional)."Alat ini merupakan pengembangan karyaku yang dapat penghargaan emas di PIMNAS XXIII, pengembangan kedepan, alat ini bisa menjadi metode sensor yang lebih sensitif dan bisa dipatenkan," harapnya.
prasetya.ub.ac.id
Zulvikar menjelaskan alat ini digunakan sebagai pencegah terjadinya kerusakan tulang rawan pada pasien agar tidak sakit sendi. Metode yang digunakan adalah dengan sistem celup. Serum yang berasal dari darah pasien dicelupkan dengan antibodi yang sudah diproduksi oleh peneliti sebelumnya.
PR III Ir. H.R.B. Ainurrasyid, MS mengungkapkan bahwa Pimpinan Universitas sangat bangga pada alat temuan Zulvikar. "Kami sebagai pimpinan universitas bersama sivitas akademika sangat bangga pada Zulfikar atas prestasinya, semoga ke depan akan melahirkan Zulfikar-Zulfikar yang baru, dan kami akan senantiasa mendukung iklim ilmiah untuk mewujudkan UB sebagai World Class University (WCU)" ujarnya.
Keberhasilan Zulvikar dalam prestasinya juga tidak terlepas dari berbagai dukungan, khususnya dari pihak fakultas. Hal ini seperti disampaikan Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran dr. Muhammad Hanafi, MPH. Ia mengungkapkan, "Kami bangga pada prestasi Zulfikar dan prestasinya tidak lepas dari pembinaan dan pendanaan Fakultas Kedokteran yang terus berkomitmen untuk meningkatkan prestasi mahasiswa terutama dalam bidang karya tulis Ilmiah," paparnya.
Penemuan Zulvikar ini merupakan pengembangan dari penelitiannya terdahulu ketika menjadi juara PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional)."Alat ini merupakan pengembangan karyaku yang dapat penghargaan emas di PIMNAS XXIII, pengembangan kedepan, alat ini bisa menjadi metode sensor yang lebih sensitif dan bisa dipatenkan," harapnya.
prasetya.ub.ac.id
0 komentar:
Post a Comment