Karya yang Kontroversial: The Origin of Species

 INI UNTUK MENGINSPIRASI PARA PENEMU DI INDONESIA

Karya yang dibuat oleh Darwin sungguh mengesalkan banyak pihak. Bagaimana mungkin missing link yang hilang antara manusia modern dengan manusia prasejarah disambungkan kera? Ini jelas salah kaprah, menurut pandangan agamawan. Akan tetapi, Darwin pun seorang pendeta. Lantas, bagaimana ini semua? Apakah ini dikarenakan Charles Darwin adalah seorang yang tolol di masa kecilnya?


Dianggap Tolol oleh Ayah Sendiri
Pria yang lahir tanggal 12 Desember 1809 ini hidup nyaman dan enak dalam naungan kehidupan keluarga. Ayahnya Robert Darwin adalah seorang dokter yang kaya-raya. Hobinya yang dilakoni Darwin kecil setiap hari cuma berburu, bermain-main dengan anjing dan menangkap tikus. Khawatir melihat perkembangan masa depan anaknya dan membawa malu bagi keluarga, Robert berang. Ia mencap anak sendiri bodoh. Ayahnya pernah berkata: "kamu tidak memperhatikan hal lain kecuali menembak anjing dan menangkap tikus. Kamu akan mempermalukan dirimu sendiri dan juga seluruh keluargamu."

Demi Ayah
Perkataan sang ayah membuat Darwin sakit hati, hingga akhirnya ia memutuskan demi membikin ayahnya senang, Darwin masuk kuliah jurusan kedokteran. Walaupun sejak kecil ia telah menampakkan bakat-ketertarikannya di bidang biologi. Pada 1825, setelah melewati musim panas sebagai seorang dokter magang, menolong ayahnya merawat orang-orang miskin di Shropshire, Darwin melanjutkan ke Universitas Edinburgh untuk belajar kedokteran. Namun, ia sangat membenci praktik bedah, karena dianggapnya brutal. Ia pun belajar bagaimana mengawetkan binatang dari John Edmonstone, seorang budak kulit hitam yang telah dibebaskan, yang menceritakan kepadanya kisah-kisah menarik mengenai hutan tropik di Amerika Selatan.

Pada tahun keduanya kuliah, Darwin menjadi aktif dalam perhimpunan mahasiswa untuk para naturalis. Ia menjadi murid yang giat dari Robert Edmund Grant. Grant adalah orang yang merintis pengembangan teori-teori Jean-Baptiste Lamarck dan teori kakek Charles, Erasmus, mengenai evolusi dengan meneliti karakteristik. Darwin ikut serta dalam penelitian Grant mengenai siklus hidup binatang laut di pantai Firth of Forth yang menemukan bukti untuk homologi, teori radikal bahwa semua binatang mempunyai organ yang serupa dan hanya berbeda-beda dalam kompleksitasnya. Pada Maret 1827, Darwin memberikan presentasi kepada Perhimpunan Plinian tentang penemuannya sendiri bahwa spora-spora hitam yang seringkali ditemukan pada kulit tiram adalah telur-telur sejenis lintah (skate leech). Ia juga mengikuti kuliah Robert Jameson mengenai sejarah alam, dan belajar tentang geologi stratigrafik serta bagaimana mengklasifikasikan tanaman sementara membantu dengan pekerjaan mengembangkan koleksi yang luas dari Museum Universitas Edinburgh.

Semua kegiatan Darwin dipantau oleh Robert. Sehingga, Robert yang tahu Darwin tidak minat jadi dokter diam-diam mendaftarkannya dalam program Bachelor of Arts di Christ's College, Universitas Cambridge, untuk menyiapkannya menjadi pendeta. Di Cambridge, Darwin lebih suka menunggang kuda dan menembak ketimbang belajar. Bersama-sama sepupunya, William Darwin Fox, ia tenggelam dalam kegemaran saat itu untuk berlomba mengumpulkan kumbang. Tetapi, ia jadi juga pendeta.

Perjalanan Bersama Beagle
Darwin sudah memutuskan bahwa sudah menjadi jalan hidupnya sebagai pendeta. Darwin didapuk menjadi pendamping Kapten Robert FitzRoy di kapal HMS Beagle untuk melakukan ekspedisi membuat peta laut dan pencarian bukti-bukti penciptaan seperti yang tertulis di Kitab Injil. FitzRoy memilih karena Darwin adalah calon pendeta, selain juga berkat darah ningratnya.

Survai Beagle berlangsung lima tahun. Darwin menghabiskan dua pertiga dari waktunya ini untuk menjelajani daratan. Ia menyelidiki beraneka ragam penampilan geologis, fosil dan organisme hidup, dan menjumpai beraneka ragam manusia, baik masyarakat pribumi maupun kolonial. Secara metodik ia mengumpulkan sejumlah besar spesimen, banyak di antaranya baru bagi ilmu pengetahuan. Hal ini mengukuhkan reputasinya sebagai seorang naturalis dan menjadikannya salah perintis dalam bidang ekologi, khususnya pemahaman tentang biokoenosis. Catatan-catatan terincinya yang panjang lebar memperlihatkan karunianya untuk membangun teori dan membentuk dasar bagi pekerjaannya di kemudian hari, serta memberikan pemahaman antropologis sosial, politik yang mendalam tentang daerah-daerah yang dikunjunginya.

Di Amerika Selatan ia menemukan fosil-fosil mamalia raksasa yang telah punah, termasuk megatheria dan gliptodon dalam lapisan-lapisan yang tidak memperlihatkan tanda-tanda katastrofi ataupun perubahan iklim. Sesekali ia mengangggap mereka serupa dengan spesies-spesies di Afrika, tetapi setelah pelayaran Richard Owen memperlihatkan bahwa sisa-sisa itu berasal dari binatang-binatang yang terkait dengan makhluk-makhluk hidup di tempat yang sama. Di Argentina dua spesies dari rhea mempunyai wilayah-wilayah yang terpisah namun bertumpang tindih. Di Kepulauan Galápagos Darwin menemukan bahwa mockingbird berbeda dari satu pulau ke pulau lainnya, dan ketika kembali ke Britania kepadanya diperlihatkan bahwa kura-kura Galápagos tortoise dan burung-burung finch juga berbeda-beda spesiesnya tergantung pada masing-masing pulau yang mereka huni. Binatang berkantung Australia kanguru tikus dan platipus adalah binatang-binatang yang sangat aneh sehingga ia berpikir "Orang yang tidak percaya ... mungkin akan berkata 'Pastilah dua Pencipta yang berbeda telah bekerja'."
Ia dibingungkan oleh apa yang dilihatnya,
sementara dalam edisi pertama dari The Voyage of the Beagle (Pelayaran di Beagle) ia menjelaskan distribusi spesies berdasarkan gagasan Charles Lyell tentang "pusat-pusat ciptaan", dalam edisi-edisi yang belakangan dari jurnal ini, ia mulai membayangkan penggunaan fauna Kepulauan Galápagos sebagai bukti untuk evolusi: "orang mungkin benar-benar menduga bahwa dari sejumlah kecil burung yang asli di kepulauan ini, satu spesies telah diambil dan dimodifikasi untuk tujuan-tujuan yang berbeda."

Tapi itu baru awalnya...

Mencetuskan Teori Evolusi

Ia melakukan serangkaian penelitian lagi ke Kepulauan Galapagos. Berdasarkan serangkaian penelitian ini, Darwin pun mencetuskan ide tentang teori evolusinya di buku The Origin of Species (Asal-usul Spesies) yang menjelaskan teori evolusi. Pada mulanya, Darwin sungkan untuk menerbitkan hasil pemikiran dan hasil observasinya yang sangat radikal, terutama di zaman itu, Inggris di zaman Victoria. Selama bertahun-tahun, ia menyimpan ide ini dan hanya berbicara dengan teman sekerja yang dipercayanya. Salah satu motivasi Darwin untuk pada akhirnya menerbitkan buku ini adalah dorongan dari Alfred Russel Wallace. Wallace sendiri juga menulis tentang ide serupa dan mengirimkannya ke Darwin. Darwin dinasehatkan untuk secepatnya menyelesaikan tulisannya. Di tahun 1859, buku The Origin of Species diterbitkan dan,secara tidak diduga, menjadi laku keras dan kontroversial. Walaupun Darwin tidak membahas evolusi manusia secara terang-terangan, bukunya mendapat tantangan keras, baik dari kaum ilmiah, maupun masyarakat, terutama pihak gereja. Di periode yang sulit ini, Darwin didampingi oleh salah satu kawan setianya, Thomas Huxley, yang dijuluki "Darwin Bulldog". Secara jitu dan tajam, Huxley membela Darwin teori dari serangan-serangan. Salah satu episode yang terkenal ialah debat antara Huxley dengan Bishop Samuel Wilberforce.

Ia menulis bukunya The Origin of Species yang terkenal itu. Charles Darwin, orang yang dianggap bodoh oleh ayah sendiri adalah orang besar karena kecintaannya pada dunia biologi, apakah ia mengilhami Anda?

0 komentar:

Post a Comment