Interview With Vinna Kurniawati (@Black_Rabbit13)

Indonesia Revive! -- Kita sudah mereview buku The Cronicle of Enigma kemarin, kini saatnya kita review penulisnya nih. Seperti yang sudah dijanjikan, kita bakal mendengar suara penulisnya, yaitu Kakak Vinna Kurniawati. Istilah kita, Voice of Indonesia, suaranya rakyat Indonesia untuk membesarkan diri dan juga negara tercintanya. 

Mari simak interviewnya di bawah ini, mudah-mudahan interview ini bermanfaat untuk para pembaca sekalian:

1. Ceritain dong buku mbak lebih detail dikit daripada review kemarin.
The Chronicle Of Enigma: The Two Rings adalah sebuah novel fiksi fantasi yang menceritakan kisah petualangan seorang gadis bernama Caraveena. Sebagai anak dari keluarga Penyihir terpandang, Caraveena malah memilih mempermalukan keluarga dengan menjadi Peramal dan meneliti Dunia Kematian. Bersama Prof. Klain, Caraveena dengan nekad mencoba masuk ke Dunia Kematian dan tiba di sebuah negeri bernama Nimbus, negeri di atas awan. Di sinilah petualangan Caraveena dimulai, petualangan yang penuh konflik, kepentingan dan pengorbanan yang diakhiri dengan sebuah pertanggung jawaban serius di depan Pengadilan Tinggi Pemerintahan sebuah negeri bernama Hades. Oh iya, walaupun membahas Dunia Kematian, tapi ini bukan novel horror dan sama sekali tidak menyinggung agama atau kelompok tertentu. Saya merasa wajib dan tidak bosan-bosan untuk mengingatkan masalah ini karena tidak mau para pembaca merasa takut atau malah terlanjur menilai negative tanpa membacanya sampai selesai. Saya hanya mencoba mengajak para pembaca untuk masuk ke dalam dunia fantasi di mana kita diberi kebebasan untuk berimajinasi seluas dan seliar mungkin.
2. Kenapa memilih tema Dunia Kematian sebagai tema novel, bukan yang percintaan misalnya? *Aku saja merinding lho membayangkannya
Khusus untuk tema Dunia Kematian, sebenarnya justru berasal dari rasa takut saya dengan hantu. Untuk mengatasi rasa takut itu, saya menciptakan sebuah dunia dan pemikiran positif supaya tidak terasa terlalu menyeramkan lagi. Dan ternyata cara ini efektif, loh! Semoga saja kisah ini juga bisa mengobati phobia hantu para pembaca juga, sama seperti saya. (^_^)

3. Ceritakan tentang profil Kakak dari awal menulis sampai sekarang.
Saya hanya seseorang yang suka menulis dan mencoba mengembangkan hobi itu untuk berkarya secara nyata. Hobi menulis itu datang sejak SMP tapi sempat vakum selama beberapa waktu sebelum akhirnya kembali menekuni dunia tulis menulis, blog dan mengikuti forum yuknulis.com. Saya lebih sering menggunakan nama ‘Black Rabbit’ di setiap karya saya, dan akhirnya merasa ‘Black Rabbit’ adalah sebagian dari diri saya sendiri. Saya punya satu orang kakak laki-laki dan satu orang kakak kembar perempuan. Walaupun tidak sempat merasakan bangku kuliah, tapi saya selalu bersemangat mempelajari berbagai hal baru.

4. Apa menulis menjadi profesi utama Kakak?
Sampai sekarang saya masih memutuskan untuk tetap bekerja dan menjadikan menulis sebagai hobi saja, tapi tidak tertutup kemungkinan kalau suatu saat nanti menulis akan menjadi profesi utama saya, loh. (^.^)

5.  Kenapa berkeinginan menjadi penulis?
Awalnya saya suka menulis karena bisa mengekspresikan sebagian diri saya yang lain, yang tidak bisa saya ekspresikan sebebas mungkin di dunia nyata. Tapi sewaktu menerima respon yang positif dari para pembaca blog saya ( pada awalnya ), semangat menulis saya menjadi semakin besar. Melalui tulisan, terutama melalui dunia fiksi, saya bisa menciptakan dunia saya sendiri, dengan berbagai konflik, cerita, tokoh, tempat dan keadaan lalu membaginya kepada para pembaca dan berimajinasi bersama. Melihat pembaca yang puas karena membaca karya saya lalu berhasil masuk ke dunia imajinasi mereka dan keluar dengan bahagia, adalah sebuah kepuasan tersendiri bagi saya.

6. Berapa banyak karya yang sudah diterbitkan nih?
The Two Rings adalah novel pertama saya yang diterbitkan, tapi ada banyak karya lain yang saya posting di blog. Bukan hanya cerita fiksi fantasi, tapi juga ada banyak cerita pop. Beberapa novel pop bahkan saya posting di blog dengan format cerita bersambung. Project paling dekat adalah menerbitkan buku kumpulan cerpen yang pernah saya posting di blog http://vinna-kurniawati.blogspot.com yang saya terbitkan secara indie. Ada begitu banyak project lain yang akan menyusul, tunggu saja yah…

7. Prestasi dalam menulis?
Saya termasuk orang baru di dunia tulis menulis, jadi belum pernah memenangkan lomba apa pun. Lagi pula, saya termasuk salah seorang penulis yang tidak suka mengikuti lomba apa pun, soalnya tidak pernah menang! (>~<) [Ayo, Kakak pasti bisa!!! -- red.]

8.  Sebutkan buku favorit Kakak? Apakah terinsfluence?
Sama seperti para penggemar fiksi fantasi lain, buku favorit dan penulis favorit saya pastinya JK. Rowling dan serial Harry Potter-nya yang terkenal. Saya juga sangat menyukai JRR. Tolkien dengan buku The Hobbit-nya dan termasuk penganut paham ‘Tolkinisme’. Kalau dari dalam negeri, saya sangat mengagumi Dewi Lestari, caranya menulis dengan sudut pandang laki-laki selalu membuat saya kagum setengah mati.

9.  Pesan untuk para penulis pemula?
Untuk bisa menulis, yang harus dilakukan pertama kali adalah memupuk kemauan untuk menulis setelah itu baru mengasahnya. Mulai saja menulis sesuatu yang disukai, jangan memilih tema hanya karena sedang trend atau karena tuntutan orang lain. Membaca banyak karya lain yang bermutu juga bisa membantu. Tapi bukan hanya dibaca saja, tapi benar-benar dipelajari cara penulisnya menuturkan kisah mereka, bermain alur, membentuk setiap tokoh, menyusun konflik dan unsur lainnya. Dan satu hal terpenting adalah: jangan terburu-buru. Menulis itu butuh proses, asah terus kemampuan, susun kerangka cerita dengan rapi sehingga kita tidak kehilangan arah saat menulis dan lebih banyak membaca buku lagi. Tenang saja, karya yang baik bukan dilihat dari berapa lama naskah itu kamu rampungkan, jadi yang sabar yah… (^_^)

10. Menurut Kakak bisakah Indonesia menjadi negara maju?
Pastinya dong, Indonesia BISA menjadi Negara maju! Hanya saja nasionalisme setiap warga DAN para pejabat kenegaraannya harus lebih diasah lagi. Jangan hanya mengutamakan kualitas import sementara kualitas anak negeri yang sebenarnya tidak kalah bagusnya malah dianggap remeh. Dan juga, para penduduknya harus MAU maju. Di dunia kepenulisan juga terasa, loh. Terutama di genre fiksi fantasi yang saya tekuni. Beberapa penerbit masih enggan menerima naskah fiksi fantasi hasil karya bangsa sendiri dengan berbagai alasan, salah satunya karena tema yang dipilih terlalu ‘sensitif’. Sementara itu, mereka dengan sangat bersemangat menterjemahkan buku-buku luar tanpa peduli tema apa, sehingga akhirnya toko buku malah dibanjiri buku import terjemahan. Padahal, karya anak bangsa yang tidak kalah bagusnya loh, kalau saja mereka tidak membatasi seperti itu.

1 komentar:

Rusa said...

Buku Cronicle itu buka yg terkenal di beberapa negara itu ya? yg diterjemahion ke dalam beberpa bahasa asing itu kan? sumpah keren ya,Rusa pengen punyaaa :D

Post a Comment