Desalinator iMuT: Konverter Air Laut Jadi Air Bersih Karya Geng Motor NTT
Dilatarbelakangi keadaan alam yang sulit air bersih saat kemarau dan motivasi memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk menggunakan potensi alam mendorong komunitas geng motor di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk membuat teknologi tepat guna yang mengonversi air laut menjadi garam dan air bersih yang aman untuk diminum, yaitu Desalinator iMuT (Aliansi Masyarakat Peduli Ternak).
"Kami ingin mengedukasi masyarakat untuk gunakan teknologi tepat guna. Dengan memanfaatkan potensi yang ada," ujar Noldy Perly Franklin, di sela-sela Pameran Mandiri Young Technopreneur Award 2011 di Jakarta, Jumat, 20 Januari 2012.
Kebetulan, di daerahnya Noldy, salah satu wilayah di NTT, 80 persen wilayahnya laut dan saat musim kemarau yang panjangnya 8 sampai 9 bulan, susah untuk mendapatkan air bersih.
Teknologi yang diadaptasi ini terdiri dari dua komponen. Pertama, kotak panggung dengan panjang kaki 1 meter, yang dibuat dari plastik hitam. Kedua, atap piramida bambu dan plastik transparan yang menutup kotak kamar yang setiap sudut bertemu dengan selang yang nantinya akan mengaliri air.
Secara desain, alat ini berbentuk rumah panggung yang beratap piramida dengan empat lubang di empat sudut. Ukuran alat ini tinggi 1,25 meter, sedangkan lebar atap 60 cm. Antara atap dengan kotak, terdapat penghubung spon untuk memvakumkan udara dari luar sehingga memaksimalkan penguapan. Secara teknis, teknologi tepat guna ini menjalankan penguapan yang dipicu oleh sinar matahari.
Noldy menjelaskan, kotak yang mempunyai kapasitas 72 liter, cukup diisi air laut 36 sampai 40 liter untuk memaksimalkan penguapan. "Kuncinya sinar matahari, agar menghasilkan suhu kamar kotak maksimal," ujarnya.
Saat uap masuk, tambahnya, akan memunculkan titik air yang kemudian mengalir ke titik sudut, "Air yang keluar dari uap ini jadi air tawar, kualitasnya bisa aman diminum," katanya.
Dari hasil uji coba, per 3 jam dapat menghasilkan 12,5 liter. Suhu luar mencapai 30 sampai 40 derajat sedangkan suhu kamar kotak lebih dari 100 derajat. Air dalam kotak kemudian dapat menjadi garam dalam 2 sampai 3 hari. "Tapi bisa dalam satu hari bisa jadi garam," sambung anggota tim lain, Noverius H. Nggilli.
Ke depan, pihaknya akan mengembangkan dengan menambah elemen pengantar kalor, agar penguapan lebih cepat. "Untuk atap akan kita buat dari alumunium, yang paling aman," tambahnya. Pihaknya juga sedang menyiapkan teknologi untuk air bersih saat musim hujan.
Menurutnya cara ini lebih aman daripada menebang pohon bakau untuk membuka lahan tambak garam. "Ini kan tidak perlu tebang, juga ramah," kata Noverius. Ini juga menjadi solusi untuk petani garam yang di NTT cenderung terisolir.
Air tawar hasil penguapan juga diklaim aman untuk mandi, tidak lengket. Sayangnya air bersih belum diuji secara kimia meski aman diminum. "Belum sampai ke Dinas Kesehatan. Paling diuji secara kimia untuk tahu mineral apa saja yang berkurang, secara kualitas, BPOM sudah uji," ujar Noldy.
Komunitas geng motornya ternyata sebelumnya juga membuat biogas dari bahan kotoran
ternak. "Prinsip kami, membagi ilmu sebelum ajal," tutupnya.
Sumber: indonesiaproud
0 komentar:
Post a Comment