Tari Bali dan Noken Didaftarkan ke UNESCO
Tari Bali yang didaftarkn ke UNESCO. |
“Berkas sudah diusulkan dan dikirimkan ke Paris (markas UNESCO). Kalau satu set Tari Bali diusulkan masuk dalam representatif list dan Noken Papua masuk dalam list safeguarding,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, I Gde Pitana, di Jakarta, Minggu.
I Gde Pitana mengatakan, pada dasarnya untuk tahun ini pemerintah telah mendaftarkan tiga unsur budaya tak benda milik Indonesia untuk dimasukkan menjadi nominee dalam inskripsi UNESCO, badan PBB yang membawahi bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Ketiga unsur budaya tersebut tari tradisi Bali sebagai Nominasi Daftar Representatif Budaya Tak Benda (representative list of intangible cultural heritage), kerajinan tangan noken khas masyarakat Papua sebagai daftar yang Membutuhkan Perlindungan Mendesak (urgent safeguarding of intangible cultural heritage), serta Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai nomine Penciptaan Ruang Budaya untuk Perlindungan, Pengembangan, dan Pendidikan Warisan Budaya (best practices of intangible culturan heritage).
“Usulan ini untuk dibahas di tahun 2012, pada tahun depan, kami juga akan usulkan kembali beberapa mata budaya kita untuk diusulkan ke UNESO,” katanya.
Menurut Pitana, pemilihan ketiga unsur budaya tersebut telah melalui pertimbangan matang dan seleksi ketat.
Berbagai tahap yang dilakukan mulai dari survei ke lokasi, pengumpulan dokumen, serta wawancara dengan sejumlah tokoh masyarakat.
Pengusulan ketiga warisan budaya ke UNESCO itu bertujuan untuk melestarikan aneka ragam budaya Indonesia dari ancaman kepunahan.
“Pada 2013 sudah banyak masuk usulan kepada kami, tetapi yang kami anggap paling siap di antaranya Tari Maengket, Sasando, dan Tenun Songket,” katanya.
Oleh karena itu, saat ini pihaknya sedang mengumpulkan dokumen pendukung untuk tiga mata budaya tersebut yakni Tari Maengket, Sasando, dan Tenun Songket untuk diajukan ke UNESCO pada 2013.
Sumber: Antara, Foto: National Geographic
0 komentar:
Post a Comment