Mahasiswa MIPA UGM Ciptakan Alat Deteksi Tindak Kejahatan di ATM


MAKASSAR – Pernah mengalami kartu kredit atau kartu ATM dikuras saldonya oleh orang lain tanpa sepengetahuan Anda? Atau pernah merasa dirugikan akibat perampokan uang di sebuah ATM? Anda tidak perlu khawatir lagi. Saat ini masalah tersebut sudah dapat diatasi.



Belum lama ini, telah dirancang alat sistem peringatan dini keamanan mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Alat ini dibuat oleh lima orang mahasiswa Fakultas MIPA UGM, yang kemudian dipresentasikan dalam kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXIV di Makassar. Alat seharga 3,5 juta rupiah ini dinilai cukup ampuh untuk mencegah pembobolan ATM, baik melalui ATM skimmer (mesin pencuri identitas kartu) atau pencurian lewat perusakan ATM. Alat ini mampu mengirim pesan pendek ke polisi atau pihak perbankan dan muncul bunyi alarm apabila ada upaya tindak kejahatan di sebuah ATM.

Christian Antonia (21), salah seorang mahasiswa yang menciptakan alat ini, menuturkan alat yang berukuran 10x10 cm yang dimasukkan dalam mesin ATM ini dilengkapi dengan sensor jarak dan sensor infra merah. Sensor jarak dapat mengetahui apabila terjadi perubahan posisi mesin ATM jika dicuri. Sementara itu, sensor infra merah dapat mendeteksi apabila ada mesin pencuri identitas kartu. “Jangankan ada kerusakan, berubah posisi mesin 1 cm saja, maka alat ini akan membunyikan alarm dan mengirim pesan ke petugas,” kata mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika ini.

Selama ini, keamanan di sebuah ATM hanya menggandalkan CCTV dan anti skimmer yang konvensional. Keduanya dinilai Christian belum mampu mendeteksi dan mencegah tindak kejahatan. Namun begitu, temuan alat ini tidak begitu mudah untuk diuji coba atau diterapkan di setiap ATM. Hal itu dirasakan Christian saat akan mencoba alat ini di sebuah ATM. Mereka harus melalui birokrasi yang berbelit-belit dan pihak bank pun masih mengganggap sebelah mata hasil temuan para mahasiswa ini. “Mungkin dianggap temuan orang Indonesia, masih mahasiswa, sehingga belum dipercaya,” ujarnya.

Menurut Christian, proses awal pembuatan alat ini terdorong oleh maraknya kasus pencurian mesin ATM dan pembobolan uang nasabah melalui mesin pencuri identitas kartu. Selama empat bulan, Christian bersama dengan empat rekannya berhasil menciptakan alat yang kini belum sempat diberi nama dagangnya. Ia berharap temuan mereka ini nantinya dapat dimanfaatkan pihak bank untuk menjaga keamanan uang nasabah dan mencegah tindak kejahatan pencurian uang ATM. “Biar tidak ada lagi orang yang seenaknya mencuri data nasabah, menggunakan uang yang bukan miliknya,” katanya.

Dedi Yaniharto, salah satu juri dalam kegiatan Pimnas, mengakui hasil temuan dan penelitian mahasiswa tiap tahun kian meningkat kualitasnya. Menurutnya, mahasiswa berhasil memanfaatkan kemajuan tekologi. “Kita melihat dari cara presentasi dan cara penulisan. Selain sisi kemampuan, juga didukung fasilitas lab yang cukup memadai,” kata peneliti BPPT ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

ugm.ac.id

0 komentar:

Post a Comment