Dioda Penerang Tato
Berbau luar negeri lagi ... huff ;') keep your spirit ya para penemu Indonesia
Bayangkan ujung jari dokter bersinar menyinari organ tubuh yang sedang dibedah. Sang dokter tak perlu menyorotkan senter, sehingga lebih leluasa bergerak. Dengan pengembangan dioda pemancar cahaya-light emitting diode (LED)-hal itu bisa segera diwujudkan.
Para peneliti dari Illinois University, Amerika Serikat, menciptakan dioda yang bisa menyesuaikan diri dengan tubuh manusia. Kuncinya ada pada bahan sirkuit untuk dioda pemancar cahaya itu. Menurut Profesor John Rogers, bahan sirkuit harus fleksibel. Ia memilih semikonduktor galium arsenide.
Sirkuit itu terdiri atas dua bagian utama, yaitu rangkaian LED dan karet. Galium arsenide dirangkai dengan kabel logam, lalu komponen elektronik direkatkan pada film tipis. Cetakan ini membentuk struktur data yang kemudian dipasang pada semikonduktor kaku. Jaringan tipis LED ditempel pada sirkuit karet yang sangat lentur. Para penemunya menamai sirkuit ini "biokompatibel".
Dioda seukuran rambut dengan tebal 2,5 mikron (1 mikron = sepersepuluh ribu sentimeter) dilekatkan dengan magnesium silikat. Bahan ini bisa menyesuaikan diri dengan peregangan dan puntiran ke segala arah tanpa terganggu kinerja elektroniknya.
Untuk kepentingan medis, dokter bedah bisa memasang dioda di ujung jari di bawah sarung tangan vinil. Insinyur material di Universitas Massachusetts, Paul Calvert, mengatakan dioda yang ditanam di tubuh dapat dipakai mendeteksi kadar oksigen darah.
Ke depan, menurut Rogers, dioda ini akan dikembangkan untuk peralatan medis. Sirkuit itu kelak bisa ditanam di dalam tubuh untuk "mengatur" obat. "Akan menjadi sistem alami yang diintegrasikan dengan jaringan tubuh manusia," katanya, seperti dikutip NatureNews. Jika ditanam di kulit, dioda ini juga bisa menjadi model baru untuk tato. Kelak, gambar tato akan berpendar di kegelapan.
Sumber: Tempo
Bayangkan ujung jari dokter bersinar menyinari organ tubuh yang sedang dibedah. Sang dokter tak perlu menyorotkan senter, sehingga lebih leluasa bergerak. Dengan pengembangan dioda pemancar cahaya-light emitting diode (LED)-hal itu bisa segera diwujudkan.
Para peneliti dari Illinois University, Amerika Serikat, menciptakan dioda yang bisa menyesuaikan diri dengan tubuh manusia. Kuncinya ada pada bahan sirkuit untuk dioda pemancar cahaya itu. Menurut Profesor John Rogers, bahan sirkuit harus fleksibel. Ia memilih semikonduktor galium arsenide.
Sirkuit itu terdiri atas dua bagian utama, yaitu rangkaian LED dan karet. Galium arsenide dirangkai dengan kabel logam, lalu komponen elektronik direkatkan pada film tipis. Cetakan ini membentuk struktur data yang kemudian dipasang pada semikonduktor kaku. Jaringan tipis LED ditempel pada sirkuit karet yang sangat lentur. Para penemunya menamai sirkuit ini "biokompatibel".
Dioda seukuran rambut dengan tebal 2,5 mikron (1 mikron = sepersepuluh ribu sentimeter) dilekatkan dengan magnesium silikat. Bahan ini bisa menyesuaikan diri dengan peregangan dan puntiran ke segala arah tanpa terganggu kinerja elektroniknya.
Untuk kepentingan medis, dokter bedah bisa memasang dioda di ujung jari di bawah sarung tangan vinil. Insinyur material di Universitas Massachusetts, Paul Calvert, mengatakan dioda yang ditanam di tubuh dapat dipakai mendeteksi kadar oksigen darah.
Ke depan, menurut Rogers, dioda ini akan dikembangkan untuk peralatan medis. Sirkuit itu kelak bisa ditanam di dalam tubuh untuk "mengatur" obat. "Akan menjadi sistem alami yang diintegrasikan dengan jaringan tubuh manusia," katanya, seperti dikutip NatureNews. Jika ditanam di kulit, dioda ini juga bisa menjadi model baru untuk tato. Kelak, gambar tato akan berpendar di kegelapan.
Sumber: Tempo
0 komentar:
Post a Comment