Helm Ber-oksigen dari Sidoarjo


TEMPO Interaktif, Jakarta - Nur Aini Akbar bukan dengan sengaja singgah di Pusat Peraga Iptek di dalam kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu lalu. Siang itu, calon doktor di Universitas Negeri Jakarta itu membawa keluarganya 'melarikan diri' dari penat dan lelah sebuah acara formal yang dihadirinya di bagian lain di kompleks itu.

Saya orang Jakarta tapi saya tidak pernah kesini dan ternyata anak saya tidak mau diajak pulang, kata Nur.

Faktanya bukan cuma anaknya yang betah. Nur juga ternyata memilih bertahan hingga jelang pusat peraga itu ditutup untuk umum sore harinya. Ia mengaku menemukan keunikan diantara rupa-rupa inovasi para finalis ajang National Young Innovator Awards 2009 yang dipamerkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia hari itu.

Nur sengaja menunggu sampai usai pengumuman para pemenang sebelum bergegas menghampiri satu meja milik finalis yang ikut dijagokannya. Finalis yang nyatanya memang diumumkan termasuk tiga Inovator Terpilih oleh dewan juri itu adalah Agus Arif Rahman dan Edwin Aditya Herbanu dari SMA Muhammadiyah 2, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kedua siswa kelas tiga itu mendesain inovasi yang diberi nama Refreshing Helmet. Helm Arif dan Edwin itu memiliki tabung oksigen di bagian belakang dan berpelengkap masker di bagian muka. Ketika konsentrasi oksigen di sekitarnya merosot dari 20 persen, sensor memicu prosesormikro membuka katup tabung seara otomatis dan si pemakai yang notabene pengendara motor bisa menghirup kesegaran oksigen.

Try it, then like it...the refreshing helmet, begitu keduanya mempromosikan inovasinya itu. Nur mengaku terkesan dengan pemikiran Arif dan Edwin itu. Suami saya kan kerja di Honda, nanti saya coba saya sampaikan inovasi ini kepadanya, katanya.

Pengalamannya bekerja dibidang public relations membuat Nur berpikir cepat sore itu. Otak bisnisnya ikut berputar tangkas. Kalau Honda bisa membuat helm ini lebih menarik dan laku dipasarkan kepada jutaan pengendara sepeda motor yang ada saat ini, keuntungannya kita bagi dua ya, katanya ringan sambil meninggalkan alamat email kepada kedua siswa.

Kepala Bidang Pengelolaan Hak atas Kekayaan Intelektual di Pusat Inovasi LIPI, yang juga Ketua Dewan Juri NYIA 2009, Subiyatno, menyatakan, Refreshing Helmet, bersama Safety Child di sepeda motor karya bersama tiga siswi dari SMAN 6 Yogyakarta dan Tabung ASI Sederhana Menggunakan Aluminium Foil milik duo siswa SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, tergolong desain inovasi sederhana yang dekat dengan aplikasi langsung.

Helm pembawa kesegaran milik Arif dan Edwin bahkan dinilainya lebih karena memiliki segmen pengguna yang khusus, yakni mereka yang punya problem dengan pernafasan. Meski diakui perlu desain ulang terkait penempatan dan ukuran tabung oksigen yang digunakan, Subiyatno menambahkan, helm dari Sidoarjo ini bisa sangat berguna. Memang tidak harus memakai helm seperti ini, tapi menurut saya ini adalah pilihan yang sangat bagus, katanya.

Laksana Tri Handoko, anggota dewan juri, menambahkan bahwa Refreshing Helmet termasuk inovasi paling unik dan menarik dalam ajang NYIA tahun ini. Peneliti di Pusat Penelitian Fisika, LIPI, ini menjelaskan kalau penilaian Sabtu lalu adalah lebih kepada konfirmasi orisinalitas ide lewat wawancara langsung terhadap para peserta lomba.

Total 15 tim finalis yang hadir di Taman Mini Indonesia Indah sebelumnya telah disaring oleh Subiyatno, Handoko dan tiga anggota juri lainnya (masing-masing dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia dan Pusat Peraga Iptek-TMII) dari 145 desain inovasi yang mereka terima untuk lomba tahun ini. Mereka dikirim dari 14 provinsi oleh para siswa dalam rentang usia 8-18 tahun.

Disini (Taman Mini) kami ingin lebih memastikan kalau inovasi memang lahir dari ide mereka sendiri ketika menemukan masalah yang dihadapi, ujarnya sambil menambahkan kalau beberapa finalis terungkap mengerjakan ide orang tua atau guru.

Kepada Tempo Arif mengutarakan, idenya didapat ketika ia berada di belakang sebuah truk. Saat itu ia sedang mengendarai sepeda motornya, macet, dan terganggu oleh asap knalpot truk yang pekat. Helm ini juga saya buat karena melihat begitu besar angka kecelakaan lalu lintas sepeda motor yang disebabkan pengendaranya mengantuk, katanya usai penganugerahan hadiah.

Edwin, yang saat ide itu muncul sedang duduk di jok belakang sepeda motor Arif, menambahkan, proses perakitan helm dilakukan dalam hitungan hari sejak pengumuman para finalis dengan bagian tersulit adalah mendesain tempat tabung oksigen. Kami sempat menyia-nyiakan satu buah helm, katanya.

Saat dihubungi kemarin Edwin sedang menikmati sebagian hadiah uang yang diterimanya (Rp 3 juta dibagi berdua Arif) di sebuah pusat belanja di Jakarta. Sebagian lainnya diakui akan digunakan untuk kursus bahasa Inggris. Untuk persiapan, siapa tahu kami yang berangkat ke Vietnam tahun depan, katanya merujuk ajang International Exhibition for Young Inventors.

Sejatinya LIPI akan 'mengadu' para jawara desain inovasi dari NYIA ini dengan pemenang dari ajang Lomba Karya Ilmiah Remaja nanti. Mereka akan mencari yang terbaik dari yang terbaik untuk diberangkatkan mewakili siswa Indonesia ke ajang itu.

Wuragil

Tempointeraktif

0 komentar:

Post a Comment