Interview With Vinna Kurniawati (@Black_Rabbit13)

Indonesia Revive! -- Kita sudah mereview buku The Cronicle of Enigma kemarin, kini saatnya kita review penulisnya nih. Seperti yang sudah dijanjikan, kita bakal mendengar suara penulisnya, yaitu Kakak Vinna Kurniawati. Istilah kita, Voice of Indonesia, suaranya rakyat Indonesia untuk membesarkan diri dan juga negara tercintanya. 

Mari simak interviewnya di bawah ini, mudah-mudahan interview ini bermanfaat untuk para pembaca sekalian:

Semakin Jarang di Indonesia, Sudah Populer di Eropa Ratusan Tahun Lalu

Indonesia Revive! -- Siapa yang tahu harga permen jahe saat ini? Maklum, semakin jarang dijual di warung-warung sekitar kita. Permen jahe biasanya diproduksi oleh industri rumahan, jadi kalah bersaing dengan permen lain hasil pabrik.

Namun, siapa menyangka, permen ini ternyata sudah ratusan tahun terkenal di Eropa. Setidaknya begitulah yang tertuang dalam buku Island of Java karya John Joseph Stockdale.

Dalam bukunya itu, petualang asal Inggris ini menyatakan bahwa Belanda -- melalui pemerintah kolonialnya, yaitu Hindia Belanda -- mengirimkan sebanyak 5.000 kilogram produk yang disebut dengan candied ginger dari Batavia ke Eropa dalam tahun 1778. Jumlah itu sudah sangat besar untuk ukuran masa itu.

Panganan kecil ini digemari oleh masyarakat Eropa karena dirasakan pas untuk kondisi alam mereka yang dingin.

Selain itu, panganan tradisional -- karena bahan utamanya jahe -- dapat menghangatkan badan, menyegarkan tenggorakan, dan menyembuhkan kembung si pemakannya.

Hebatnya -- sedikit narsis nih -- permen jahe menjadi salah satu permen khas Indonesia yang tidak kalah terkenal dibanding Nougat (Perancis) atau Gummy Bear (Jerman).

Semakin meyakinkan kalian untuk bangga terhadap Indonesia? Ayo bangun Indonesiamu. Tim Redaksi Indonesia Revive!/pelbagai sumber]

Buku Karya Anak Bangsa, The Chronicle of Enigma: The Two Rings

Indonesia Revive! -- Rasa-rasanya penulis di Indonesia semakin banyak. Namun, bukan sembarangan penulis, karena buku yang ditulis oleh pemilik blog Black Rabbit's Diaries dan akun twitter @black_rabbit13, Vinna Kurniawati, ini bergenre fantasi. Genre yang masih jarang ditulis penulis Indonesia. Buku yang diterbitkan oleh penerbit Medium tahun 2011 lalu ini, berjudul: The Chronicle of Enigma: The Two Rings.

SMK Negeri 3 Madiun Olah Limbah Sampah Plastik Jadi BBM

Indonesia Revive! --Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengapresiasi temuan mesin atau alat pengolah limbah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif karya para siswa dan pengajar SMK Negeri 3 Kota Madiun.

Hal itu disampaikan gubernur saat acara Pencanangan Gerakan Ramah Lingkungan Menuju Kemakmuran dan Pemanfaatan Sampah Plastik Sebagai BBM Alternatif di Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPSA) Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Sabtu (18/2).

Bersamaan dengan acara ini, gubernur Jatim juga memberikan bantuan mesin pengolah limbah sampah plastik menjadi BBM alternatif kepada 12 sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Timur.

“Ini kelasnya sudah ‘discovery’. Tidak ada kata yang paling tepat selain luar biasa. Mereka ini telah melakukan inovasi dengan mengubah sampah plastik yang selama ini beban, menjadi energi,” ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada wartawan.

Oleh karena itu, pihaknya akan terus mendukung pengembangan alat ini untuk memperkuat kelas menengah ke bawah masyarakat Jawa Timur dalam mengurangi angka kemiskinan.

“Riset ini harus dibiayai untuk menjadi ekonomis dan digunakan untuk masyarakat. Temuan ini selaras dengan program Pemprov Jatim terkait penurunan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan pembangunan kelas menengah,” katanya.

Pihaknya menilai dengan menggandeng Kenduri Agung Pengabdi Lingkungan (KAPAL) Jawa Timur, temuan mesin pengolah limbah sampah plastik menjadi BBM alternatif akan semakin berkembang dan menyentuh masyarakat.

“Untuk langkah awal, mesin tersebut akan diberikan kepada sejumlah SMK di Jawa Timur. Kedepan, penggunaan alat ini terus didorong untuk ditempatkan di pengolahan-pengolahan sampah yang ada,” terang dia. (Ant/OL-9)

Sumber: Media Indonesia

Demi Indonesia Sehat, Perjuangan Naning AA di Bidang Kesehatan Toilet

Indonesia Revive! -- Pada 1999, Naning Adiningsih Adiwoso disambangi pemilik produsen toilet ternama untuk mengikuti konferensi toilet di Kyozo, Jepang. Naning menampiknya. "Apa yang menarik dari toilet?" ujar pemilik PT ADI (1975-1977), konsultan desain interior, arsitek, perencana fasilitas dan lingkungan ini. Namun perusahaan tersebut meyakinkannya untuk berpikir terbuka. Akhirnya, dia pun berangkat ke Kyozo.

Ternyata, konferensi yang dengan enggan ia datangi itu justru membuka matanya. Ia baru memahami bahwa Asia, sebagai benua dengan penduduk terbanyak, paling rentan terhadap pelbagai penyakit yang ditularkan karena pola hidup yang tidak sehat, di antaranya sembarangan membuang hajat.

Ia pun menjadi amat antusias menggeluti dunia toilet. "Saya suka ditantang," kata wanita yang pernah mengenyam pendidikan di International Institute of Interior Design, Washington, DC, USA (1972-1975) dan Environmental Design, Pratt Institute, New York, USA (1975-1977) ini.

Menurut dia, kebanyakan masyarakat Indonesia meremehkan ruang yang sehari-hari berkali-kali digunakan ini. Bahkan sebutan yang diberikan pun adalah kamar kecil atau kamar belakang. Cara memperlakukannya pun seperti perlakuan terhadap anak tiri dalam cerita film, dibiarkan basah, kotor, dan berbau. "Padahal toilet yang kering itu penting untuk kesehatan," kata Ketua Green Building Council Indonesia (2008) ini.

Belum lagi, banyak orang Indonesia tak paham soal standar pembangunan toilet. Misalnya jarak antara pintu dan toilet minimal 80 sentimeter. Naning pun kian tergugah untuk mendalami masalah toilet ini. Ia mulai mengkampanyekan toilet bersih dan kering. Apalagi, menurut Naning, Indonesia tertinggal jauh dibanding negara-negara lainnya soal toilet ini.

Ia pernah harus menahan malu saat berlangsung pertemuan Asosiasi Toilet Dunia di Singapura pada 2001. Saat itu delegasi Cina -- negeri terbesar jumlah penduduknya -- mengatakan negerinya sudah mulai memperbaiki pengurusan toilet sejak 1995, sebagai persiapan menjadi tuan rumah Olimpiade 2008. "Gila, kan, jauh-jauh hari persiapan mereka," katanya.

Banyak negara lain juga berpandangan toilet amat penting dalam kaitannya dengan pariwisata. Saat konferensi tingkat tinggi Organisasi Toilet Dunia di Beijing, Cina, pada 2004, konsep Better Toilet More Tourist diperkenalkan. Slogan A Nation without Clean Toilet is a Nation without Culture didengungkan.
Naning kian terpacu. Pada 2001 ia mendirikan Asosiasi Toilet Indonesia. Ia juga menjadi salah satu pendiri World Toilet Organization pada 2002. Perjuangan Naning tak cepat berbuah. Ia bahkan biasa ditertawai atau dicemooh. Termasuk ketika ia meminta bantuan ke kementerian yang berkorelasi dengan pembangunan infrastruktur dan kesehatan.

Ia pernah mendapat komentar, "Kan sudah ada MCK (infrastruktur untuk mandi, cuci, kakus)." Padahal, ia menegaskan, ini bukan hanya urusan keberadaan MCK, tapi bagaimana membangun toilet yang bersih dan kering.

Naning tak surut. Untung, gerakannya kemudian didukung Menteri Kebudayaan dan Pariwisata waktu itu, I Gede Ardhika. Asosiasinya mulai menerbitkan stiker dan poster mengkampanyekan toilet kering dan bersih.

Awalnya, ia berkonsentrasi pada toilet umum, seperti di jalan, terminal, bandara, dan mal. Setelah itu, toilet sekolah menjadi perhatiannya. Ia mempelajari banyak anak yang memilih menahan buang hajat lantaran toilet di sekolah bau, kotor, dan tidak sehat. "Akibatnya, sakit." Untuk tugas ini, "Anak-anak sekolah kami angkat menjadi ambassador of toilet." kata peraih Student Design Award, IIID (1975) ini.
Sementara itu, kampanye kepada para desainer interior juga digalakkan. Anggota Badan Eksekutif Himpunan Desainer Interior Indonesia ini mensosialisasi cara membangun toilet yang sehat dan memenuhi standar dunia. "Demi Indonesia sehat," kata peraih 2 penghargaan Pro Vitae Award oleh International Federation of Interior Architects (IFI) yang bermarkas di Montreal, Kanada karena membuat Green Toilet- Tsunami Aceh dan One School Reconstruction Gempa Jogja (2007) ini.

Sumber tulisan, sumber foto

Sastrawan Indonesia, D. Zamawi Imron, Meraih Hadiah Sastra Asia Tenggara

Indonesia Revive! -- Sastrawan D. Zawawi Imron meraih Hadiah Sastra Asia Tenggara (South East Asia Write Award) 2011, yang penganugerahannya dilaksanakan di Mandarin Oriental, Bangkok, 16 Februari 2012. Upacara penganugerahan yang sedianya diselenggarakan pada bulan November 2011 lalu telah diundur pelaksanaannya akibat banjir yang melanda Thailand akhir tahun lalu.

Penghargaan sastra kepada D. Zawawi Imron disampaikan oleh Putri Sirivannari Nariratana, mewakili Putra Mahkota Kerajaan Thailand, Pangeran Maha Vajiralongkorn. Selain Zawawi Imron, 7 sastrawan lainnya dari negara anggota ASEAN menerima Hadiah Sastra yang sama, yakni Mohamad Zefri Ariff (Brunei Darussalam), Bounthanong Xomxayphol (Laos), Mohd Zakir Syed bin Othman (Malaysia), Romulo P. Baquiran Jr. (Filipina), Robert Yeo Cheng Chuan (Singapura), Jadej Kamjorndet (Thailand), dan Nguyen Chi Trung (Vietnam).

Hadiah Sastra yang dimenangkan oleh Zawawi Imron didasarkan pada salah karya sastranya berupa kumpulan puisi berjudul 'Kelenjar Laut' (The Glands of the Sea) yang dipublikasikan pada 2007 serta keseluruhan karya sastra yang dihasilkan selama karirnya.

Zawawi Imron lahir di Sumenep, Madura, 21 September 1943, merupakan salah satu penyair Indonesia yang aktif dan telah mewarnai perkembangan sastra Indonesia sejak awal 1980-an. Sebagai warga Madura, karya-karya Zawawi sangat diwanai dengan kehidupan laut dan tradisi masyarakat maritim.

Hadiah Sastra Asia Tenggara merupakan penghargaan yang dikeluarkan Kerajaan Thailand setiap tahun sejak 1979, dan dianugerahkan bagi pegiat sastra dan penyair di negara-negara ASEAN. Dalam sambutannya setelah menerima anugerah tersebut, Zawawi Imron menyampaikan berbagai aliran dan tema sastra merupakan suatu bentuk kebebasan berekspresi. "Adalah menjadi pilihan saya untuk menyuarakan keyakinan akan nurani, selain menyumbangkan pemikiran bagi pemeliharaan peradaban untuk terciptanya dunia yang damai tanpa kebencian dan permusuhan." Baginya syair juga menggambarkan kecintaannya pada tanah airnya: Indonesia.

Sumber tulisan, sumber foto

Kapal Cepat Rudal Buatan Indonesia

Indonesia Revive! -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan Kapal Cepat Rudal 40, KRI Kujang 642, di Dermaga Batu Ampar, Kota Batam.

“KRI Kujang merupakan kebanggaan karena diciptakan oleh anak bangsa. Kapal ini akan digunakan untuk menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia,” kata Purnomo, Kamis (16/2/2012).

KRI Kujang yang menelan biaya sekitar Rp75 miliar merupakan kapal cepat kedua yang diproduksi di PT Palindo Marine, kawasan Industri Tanjungujang, Batam.

Kapal ini dirancang dengan teknologi tinggi yang memiliki spesifikasi panjang 40 meter, lebar delapan meter, tinggi 3,4 meter, dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun. KCR 40 mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot.

KCR-40 terbuat dari baja khusus yang disebut high tensils steel pada bagian lambung. Baja high tensils steel merupakan produk dalam negeri yang diproduksi PT Krakatau Steel. Untuk bagian atasnya menggunakan aluminium alloy sehingga memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar.
Kapal tersebut dilengkapi sistem persenjataan modern (sewaco/sensor weapon control), di antaranya meriam kaliber 30 mm enam laras sebagai close in weapon system (CIWS) atau sistem pertempuran jarak dekat dan rudal anti kapal buatan China C-705.

Peluncuran KRI Kujang-40, kata Purnomo, merupakan jawaban atas rasa tanggung jawab menjaga laut NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang tinggi. Selain memiliki kandungan SDA yang tinggi banyak alur perairan NKRI menjadi alur perdagangan internasional.

“Ini sebagai milestone menuju kemandirian industri pertahanan. Kapal-kapal cepat lain akan terus diproduksi untuk memperkuat pertahanan NKRI,” kata Purnomo lagi.

Ia mengatakan produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak akan berhenti pada KRC. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal perusak dan kapal selam.

TNI AL, lanjut Purnomo, membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh. Ia juga berharap, pembangunan kapal cepat oleh putra-putri bangsa akan mendorong bagi instansi lain di dalam negeri untuk mengembangkan industri penunjang secara mandiri.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan KCR-40 akan beroperasi di Indonesia bagian barat, disesuaikan dengan kondisi geografis yang dikelilingi pulau-pulau dan selat. (Sumber: Kompas.com, Pikiran Rakyat, Antara)