Di Puncak Kilimanjaro, Berdiri Pelajar SMA 68

Indonesia Revive! -- Menggapai puncak tertinggi di Benua Afrika, Kilimanjaro (5.985 mdpl), adalah impian semua pendaki di belahan dunia manapun. Oleh sebab itu, tidaklahlah heran bila tiap tahun Kilimanjaro dikunjungi belasan ribu para pendaki dari manca negara termasuk Indonesia.

Dua pelajar dari klub pecinta alam SMA 68 Jakarta (ELPALA), Ganther Rizki Ariotejo (kelas 3) dan Kevin Adam Hermandi (kelas 2) patut berbesar hati. Mereka berdua sukses membuat rekor sebagai tim pelajar Indonesia yang menaklukkan Kilimanjaro, Minggu tanggal 13 November 2011. Tapi mereka bukan yang pertama, tahun 1993 (sekitar 19 tahun lalu), Sabhawana, pelajar asal SMA Negeri 3 Jakarta juga berhasil berdiri di puncak Kilimanjaro.

Menurut manajer pendakian Ekspedisi Rakyat Merdeka, Dar Edi Yoga, Kevin dan Ganther sempat terkena penyakit gunung, tapi semangat keduanya masih menyala. Sakit fisik tidak menjadi halangan buat mereka meraih Puncak Kilimanjaro, yang lebih dikenal dengan nama Uhuru Peak. Mungkin saja mereka terinspirasi dari Sabar Gorky, pendaki kaki satu yang menjadi anggota tim pendaki.

Kevin (16), pendaki termuda, harus mengalami muntah-muntah dan kepala pusing ketika melakukan pendakian dari Mandara Hut (2.743 mdpl) menuju ke Horombo Hut (3.720 mdpl). Sementara kakak kelasnya, Ganther mengalami hal yang sama ketika berada di Kibo Hut (4.700 mdpl).

Cuaca yang berubah-ubah dan sangat ekstrem, sempat mencapai minus 15 derajat Celsius, membuat rencana pendakian yang semula akan dilakukan Sabtu malam (12/11) diubah menjadi Minggu pagi (13/11) dan tiba di Puncak Uhuru (5.985 mdpl) dalam kondisi suhu minus 3 derajat Celsius.

Para pendaki tidak dapat berlama-lama di Uhuru Peak (5.985 mdpl) karena usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, tiba-tiba mereka diserang badai salju sehingga memaksa mereka turun kembali ke Gilman's Point (5.681 mdpl) selanjutnya ke Kibo Hut (4.700 mdpl) dan bermalam kembali di Horombo Hut (3.799 mdpl) Senin malam (14/11).

Saat ini tim pendaki Ekspedisi Rakyat Merdeka tengah melakukan perjalanan turun menuju Mandara Hut (2.743 mdpl) setelah itu menuju ke Marangu Gate (1.828 mdpl) dan diharapkan sore ini, waktu Tanzania, tiba di Mosi (790 mdpl) untuk bermalam di Springland Hotel dan bergabung dengan tim pendukung dari Rakyat Merdeka Online yang terdiri dari manajer pendakian Dar Edi Yoga dan editor senior Hendry Ginting.

Sumber: Rakyat Merdeka Online

Indonesia Rebut Tiga Emas di Kompetisi Fisika Internasional

Indonesia Revive! -- Indonesia merebut tiga emas di cabang Fisika, tiga perak di cabang matematika, dan satu emas dari cabang matematika dalam International Zhautikov Competition Kazakhtan yang digelar antara 15 dan 21 Januari.

Menurut Yohanes Surya, dalam pesan pendek yang diterima mediaindonesia.com, prestasi itu adalah peningkatan dari raihan tahun lalu di salah satu kompetisi fisika dan matematika paling bergengsi di dunia itu. Tahun kemarin Indonesia cuma kebagian satu perak dan empat perunggu. (ICH)

Sumber: IndonesiaBerprestasi.web.id

Desalinator iMuT: Konverter Air Laut Jadi Air Bersih Karya Geng Motor NTT


desalinator imut di indonesiaproud wordpress com

Dilatarbelakangi keadaan alam yang sulit air bersih saat kemarau dan motivasi memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk menggunakan potensi alam mendorong komunitas geng motor di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk membuat teknologi tepat guna yang mengonversi air laut menjadi garam dan air bersih yang aman untuk diminum, yaitu Desalinator iMuT (Aliansi Masyarakat Peduli Ternak).

"Kami ingin mengedukasi masyarakat untuk gunakan teknologi tepat guna. Dengan memanfaatkan potensi yang ada," ujar Noldy Perly Franklin, di sela-sela Pameran Mandiri Young Technopreneur Award 2011 di Jakarta, Jumat, 20 Januari 2012.

Kebetulan, di daerahnya Noldy, salah satu wilayah di NTT, 80 persen wilayahnya laut dan saat musim kemarau yang panjangnya 8 sampai 9 bulan, susah untuk mendapatkan air bersih.
Teknologi yang diadaptasi ini terdiri dari dua komponen. Pertama, kotak panggung dengan panjang kaki 1 meter, yang dibuat dari plastik hitam. Kedua, atap piramida bambu dan plastik transparan yang menutup kotak kamar yang setiap sudut bertemu dengan selang yang nantinya akan mengaliri air.

Secara desain, alat ini berbentuk rumah panggung yang beratap piramida dengan empat lubang di empat sudut. Ukuran alat ini tinggi 1,25 meter, sedangkan lebar atap 60 cm. Antara atap dengan kotak, terdapat penghubung spon untuk memvakumkan udara dari luar sehingga memaksimalkan penguapan. Secara teknis, teknologi tepat guna ini menjalankan penguapan yang dipicu oleh sinar matahari.

Noldy menjelaskan, kotak yang mempunyai kapasitas 72 liter, cukup diisi air laut 36 sampai 40 liter untuk memaksimalkan penguapan. "Kuncinya sinar matahari, agar menghasilkan suhu kamar kotak maksimal," ujarnya.

Saat uap masuk, tambahnya, akan memunculkan titik air yang kemudian mengalir ke titik sudut, "Air yang keluar dari uap ini jadi air tawar, kualitasnya bisa aman diminum," katanya.
Dari hasil uji coba, per 3 jam dapat menghasilkan 12,5 liter.  Suhu luar mencapai 30 sampai 40 derajat sedangkan suhu kamar kotak lebih dari 100 derajat. Air dalam kotak kemudian dapat menjadi garam dalam 2 sampai 3 hari.  "Tapi bisa dalam satu hari bisa jadi garam," sambung anggota tim lain, Noverius H. Nggilli.

Ke depan, pihaknya akan mengembangkan dengan menambah elemen pengantar kalor, agar penguapan lebih cepat. "Untuk atap akan kita buat dari alumunium, yang paling aman," tambahnya. Pihaknya juga sedang menyiapkan teknologi untuk air bersih saat musim hujan.
Menurutnya cara ini lebih aman daripada menebang pohon bakau untuk membuka lahan tambak garam. "Ini kan tidak perlu tebang, juga ramah," kata Noverius. Ini juga menjadi solusi untuk petani garam yang di NTT cenderung terisolir.

Air tawar hasil penguapan juga diklaim aman untuk mandi, tidak lengket. Sayangnya air bersih belum diuji secara kimia meski aman diminum.  "Belum sampai ke Dinas Kesehatan. Paling diuji secara kimia untuk tahu mineral apa saja yang berkurang, secara kualitas, BPOM sudah uji," ujar Noldy.

Komunitas geng motornya ternyata sebelumnya juga membuat biogas dari bahan kotoran
ternak. "Prinsip kami, membagi ilmu sebelum ajal," tutupnya.

Sumber: indonesiaproud

Paedocypris Progenetica: Terkecil Asal Sumatera

Indonesia Revive! -- Indonesia adalah surga keanekaragaman hayati. Negara kepulauan ini menyimpan berbagai fauna unik yang berharga bagi dunia penelitian. Salah satunya adalah ikan rawa bernama Paedocypris progenetica.

Hingga awal tahun 2012, ikan yang biasa hidup di rawa di sekitar lahan gambut Sumatera ini tercatat sebagai binatang bertulang punggung paling ekstrem yang pernah ditemukan. Saat dewasa, ikan ini berukuran hanya 7,9-10,3 milimeter.

Penemuan Paedocypris progenetica dilaporkan pada 2005 oleh ahli ikan berkebangsaan Swiss, Maurice Kottelat, dan Tan Heok Hui yang sama-sama bekerja untuk Raffles Museum of Biodiversity Research, Singapura.



Paedocypris progenetica di indonesiaproud wordpress comBersama rekan-rekan dari Indonesia dan Max Planck Institute, Jerman, mereka kemudian menganalisis kerangka dan struktur kompleks sirip belakang binatang ini. Sebelum ikan ini ditemukan, rekor vertebrata terkecil dipegang oleh Indo Pacific goby, yang berukuran 8 milimeter.

Dilihat sepintas lalu, ikan ini tampak seperti larva yang berenang di air. Ukuran yang amat pipih membuat tengkorak binatang ini berkurang banyak. Akibatnya, otak ikan tak terlindung oleh tulang.

Hidup di rawa gambut membuat binatang ini harus bertahan di lingkungan dengan tingkat keasaman yang tinggi. Air hitam di sekitar lahan gambut umumnya memiliki pH sebesar 3 atau 100 kali lebih asam dibanding air hujan. “Ini ikan paling aneh yang pernah saya ketahui sepanjang karier,” kata ahli zoologi dari Natural History Museum, Ralf Britz.

Kini ikan kecil ini harus menyerahkan gelar vertebrata terkecil kepada Paedophryne amauensis dari Papua Nugini. Kottelat, sang penemu ikan, tak langsung setuju dengan pengambilalihan gelar ini.

Menurut dia, sulit membandingkan ukuran ikan dengan katak. Pada ikan, panjang tubuh dihitung dari puncak hidung hingga ujung ekor. Sedangkan pada katak, pengukuran panjang dilakukan dari ujung hidung hingga lubang pembuangan. “Tak terlalu penting mengetahui yang terkecil di antara keduanya. Di masa depan mungkin saja ditemukan yang lebih kecil,” kata Kottelat melalui Telegraph pekan lalu.

Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah mengenai keberlangsungan spesies unik di habitat asli mereka. Ikan terkecil dari Indonesia, misalnya, kini harus terdesak akibat rusaknya rawa gambut gara-gara pembakaran hutan dan penebangan liar yang terus terjadi.

Reference: indonesiaproud

Sebelum Merdeka Pun, Indonesia Sudah Bisa Produksi Pesawat

Indonesia Revive! -- Indonesia sejak 1940-an Indonesia telah mampu memproduksi pesawat secara mandiri. Baik komponen maupun desain dibuat di dalam negeri.
Dudi Sudibyo, pengamat penerbangan menyontohkan dibuatnya Pesawat RI-X pada 1948. Pesawat tersebut dibuat dengan mesin yang sudah bermotor 350 CC mesin Harley. Sebelumnya 1946 ada pesawat layang yang bernama Zogling, desain diambil dari Jerman, namun dirakit di Indonesia.

“Kemudian ada M-219 yang 100% buatan Indonesia. Pesawat seperti ini yang harus diperbanyak karena mampu terbang ke daerah terpencil. Semoga ke depannya kita bisa memproduksi sendiri hingga ke komponennya,” tutupnya. (OL-11)

Reference: indonesiaberprestasi

Interview With Medina Warda Aulia

Indonesia Revive! -- Indonesia kini memiliki pecatur-pecatur ulung yang kemampuan bisa diasah. Karena selain memiliki talenta, mereka juga memiliki usia yang masih belia. Salah satu pecatur muda berbakat yang dimiliki Indonesia adalah Medina Warda Aulia. Kita tahu bahwa Medina adalah juara di Singapore International Chess Championship 2011. Nah, ada empat pertanyaan yang diajukan oleh redaksi Indonesia Revive!

1. Prestasi catur apalagi yang telah anda raih selain Singapore International Chess Championship 2011?
Banyak. Selain Singapore International Chess Championship 2011, beberapa gelar yang bisa aku sabet adalah gelar juara dunia antarpelajar 2008, juara nasional KU-10 2007, dan merebut medali emas di APPSO ASEAN 2007.

2. Inspirasi anda bermain catur?
Boneka barbie. Waktu kecil itu adalah permainan favoritku. Karena bagi aku, barbie sama kayak catur, yang bisa disusun menyerupai raja dan ratu di sebuah kerajaan.

3. Berapa jam sehari anda berlatih?
1 jam per hari.

4. Apakah menjadi atlet catur sulit?
Sulit.

Mantan Tukang Cuci, Raih Sukses di Las Vegas

Hujan emas di negeri orang, tak seenak hujan batu di negeri sendiri. Itulah yang dirasakan Rudi Suparto, pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, yang punya usaha dan tinggal di Las Vegas, Amerika Serikat. Rudi adalah pemilik Wok Express, restoran cepat saji, yang terletak di jalan utama kawasan kasino, Las Vegas.

Gemerlapnya Las Vegas ternyata tak menyurutkan kerinduan Rudi untuk kembali ke Indonesia. “Ternyata lebih enak hidup di sana,” katanya, belum lama ini.

Bagi Rudi hidup di AS bukan hal mudah. Saat menginjak di negara itu pada 2005, mantan sales manajer ini tak bisa berbahasa Inggris. Akibatnya ia hanya bekerja sebagai tukang cuci piring. “Sedih sekali,” katanya.

Namun, kondisi seperti itu tak membuat Rudi sedih. Hal itu justru dijadikan pelajaran. Hasilnya ia tahu cara memasak dan seluk beluk restoran.

Ibarat kacang tak lupa kulitnya, selama di AS Rudi membantu sesama imigran. Semua karyawannya orang Indonesia, hanya kokinya warga Cina. Rudi berencana menghabiskan masa tuanya di Indonesia. Karena itu dia selalu berbahasa Indonesia dengan anak-anaknya, supaya bahasa ibunya tetap terjaga. (IAN)

Reference: Indonesia Berprestasi