Indonesia Rebut Tiga Emas di Kompetisi Fisika Internasional

Indonesia Revive! -- Indonesia merebut tiga emas di cabang Fisika, tiga perak di cabang matematika, dan satu emas dari cabang matematika dalam International Zhautikov Competition Kazakhtan yang digelar antara 15 dan 21 Januari.

Menurut Yohanes Surya, dalam pesan pendek yang diterima mediaindonesia.com, prestasi itu adalah peningkatan dari raihan tahun lalu di salah satu kompetisi fisika dan matematika paling bergengsi di dunia itu. Tahun kemarin Indonesia cuma kebagian satu perak dan empat perunggu. (ICH)

Sumber: IndonesiaBerprestasi.web.id

Desalinator iMuT: Konverter Air Laut Jadi Air Bersih Karya Geng Motor NTT


desalinator imut di indonesiaproud wordpress com

Dilatarbelakangi keadaan alam yang sulit air bersih saat kemarau dan motivasi memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk menggunakan potensi alam mendorong komunitas geng motor di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk membuat teknologi tepat guna yang mengonversi air laut menjadi garam dan air bersih yang aman untuk diminum, yaitu Desalinator iMuT (Aliansi Masyarakat Peduli Ternak).

"Kami ingin mengedukasi masyarakat untuk gunakan teknologi tepat guna. Dengan memanfaatkan potensi yang ada," ujar Noldy Perly Franklin, di sela-sela Pameran Mandiri Young Technopreneur Award 2011 di Jakarta, Jumat, 20 Januari 2012.

Kebetulan, di daerahnya Noldy, salah satu wilayah di NTT, 80 persen wilayahnya laut dan saat musim kemarau yang panjangnya 8 sampai 9 bulan, susah untuk mendapatkan air bersih.
Teknologi yang diadaptasi ini terdiri dari dua komponen. Pertama, kotak panggung dengan panjang kaki 1 meter, yang dibuat dari plastik hitam. Kedua, atap piramida bambu dan plastik transparan yang menutup kotak kamar yang setiap sudut bertemu dengan selang yang nantinya akan mengaliri air.

Secara desain, alat ini berbentuk rumah panggung yang beratap piramida dengan empat lubang di empat sudut. Ukuran alat ini tinggi 1,25 meter, sedangkan lebar atap 60 cm. Antara atap dengan kotak, terdapat penghubung spon untuk memvakumkan udara dari luar sehingga memaksimalkan penguapan. Secara teknis, teknologi tepat guna ini menjalankan penguapan yang dipicu oleh sinar matahari.

Noldy menjelaskan, kotak yang mempunyai kapasitas 72 liter, cukup diisi air laut 36 sampai 40 liter untuk memaksimalkan penguapan. "Kuncinya sinar matahari, agar menghasilkan suhu kamar kotak maksimal," ujarnya.

Saat uap masuk, tambahnya, akan memunculkan titik air yang kemudian mengalir ke titik sudut, "Air yang keluar dari uap ini jadi air tawar, kualitasnya bisa aman diminum," katanya.
Dari hasil uji coba, per 3 jam dapat menghasilkan 12,5 liter.  Suhu luar mencapai 30 sampai 40 derajat sedangkan suhu kamar kotak lebih dari 100 derajat. Air dalam kotak kemudian dapat menjadi garam dalam 2 sampai 3 hari.  "Tapi bisa dalam satu hari bisa jadi garam," sambung anggota tim lain, Noverius H. Nggilli.

Ke depan, pihaknya akan mengembangkan dengan menambah elemen pengantar kalor, agar penguapan lebih cepat. "Untuk atap akan kita buat dari alumunium, yang paling aman," tambahnya. Pihaknya juga sedang menyiapkan teknologi untuk air bersih saat musim hujan.
Menurutnya cara ini lebih aman daripada menebang pohon bakau untuk membuka lahan tambak garam. "Ini kan tidak perlu tebang, juga ramah," kata Noverius. Ini juga menjadi solusi untuk petani garam yang di NTT cenderung terisolir.

Air tawar hasil penguapan juga diklaim aman untuk mandi, tidak lengket. Sayangnya air bersih belum diuji secara kimia meski aman diminum.  "Belum sampai ke Dinas Kesehatan. Paling diuji secara kimia untuk tahu mineral apa saja yang berkurang, secara kualitas, BPOM sudah uji," ujar Noldy.

Komunitas geng motornya ternyata sebelumnya juga membuat biogas dari bahan kotoran
ternak. "Prinsip kami, membagi ilmu sebelum ajal," tutupnya.

Sumber: indonesiaproud

Paedocypris Progenetica: Terkecil Asal Sumatera

Indonesia Revive! -- Indonesia adalah surga keanekaragaman hayati. Negara kepulauan ini menyimpan berbagai fauna unik yang berharga bagi dunia penelitian. Salah satunya adalah ikan rawa bernama Paedocypris progenetica.

Hingga awal tahun 2012, ikan yang biasa hidup di rawa di sekitar lahan gambut Sumatera ini tercatat sebagai binatang bertulang punggung paling ekstrem yang pernah ditemukan. Saat dewasa, ikan ini berukuran hanya 7,9-10,3 milimeter.

Penemuan Paedocypris progenetica dilaporkan pada 2005 oleh ahli ikan berkebangsaan Swiss, Maurice Kottelat, dan Tan Heok Hui yang sama-sama bekerja untuk Raffles Museum of Biodiversity Research, Singapura.



Paedocypris progenetica di indonesiaproud wordpress comBersama rekan-rekan dari Indonesia dan Max Planck Institute, Jerman, mereka kemudian menganalisis kerangka dan struktur kompleks sirip belakang binatang ini. Sebelum ikan ini ditemukan, rekor vertebrata terkecil dipegang oleh Indo Pacific goby, yang berukuran 8 milimeter.

Dilihat sepintas lalu, ikan ini tampak seperti larva yang berenang di air. Ukuran yang amat pipih membuat tengkorak binatang ini berkurang banyak. Akibatnya, otak ikan tak terlindung oleh tulang.

Hidup di rawa gambut membuat binatang ini harus bertahan di lingkungan dengan tingkat keasaman yang tinggi. Air hitam di sekitar lahan gambut umumnya memiliki pH sebesar 3 atau 100 kali lebih asam dibanding air hujan. “Ini ikan paling aneh yang pernah saya ketahui sepanjang karier,” kata ahli zoologi dari Natural History Museum, Ralf Britz.

Kini ikan kecil ini harus menyerahkan gelar vertebrata terkecil kepada Paedophryne amauensis dari Papua Nugini. Kottelat, sang penemu ikan, tak langsung setuju dengan pengambilalihan gelar ini.

Menurut dia, sulit membandingkan ukuran ikan dengan katak. Pada ikan, panjang tubuh dihitung dari puncak hidung hingga ujung ekor. Sedangkan pada katak, pengukuran panjang dilakukan dari ujung hidung hingga lubang pembuangan. “Tak terlalu penting mengetahui yang terkecil di antara keduanya. Di masa depan mungkin saja ditemukan yang lebih kecil,” kata Kottelat melalui Telegraph pekan lalu.

Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah mengenai keberlangsungan spesies unik di habitat asli mereka. Ikan terkecil dari Indonesia, misalnya, kini harus terdesak akibat rusaknya rawa gambut gara-gara pembakaran hutan dan penebangan liar yang terus terjadi.

Reference: indonesiaproud

Sebelum Merdeka Pun, Indonesia Sudah Bisa Produksi Pesawat

Indonesia Revive! -- Indonesia sejak 1940-an Indonesia telah mampu memproduksi pesawat secara mandiri. Baik komponen maupun desain dibuat di dalam negeri.
Dudi Sudibyo, pengamat penerbangan menyontohkan dibuatnya Pesawat RI-X pada 1948. Pesawat tersebut dibuat dengan mesin yang sudah bermotor 350 CC mesin Harley. Sebelumnya 1946 ada pesawat layang yang bernama Zogling, desain diambil dari Jerman, namun dirakit di Indonesia.

“Kemudian ada M-219 yang 100% buatan Indonesia. Pesawat seperti ini yang harus diperbanyak karena mampu terbang ke daerah terpencil. Semoga ke depannya kita bisa memproduksi sendiri hingga ke komponennya,” tutupnya. (OL-11)

Reference: indonesiaberprestasi

Interview With Medina Warda Aulia

Indonesia Revive! -- Indonesia kini memiliki pecatur-pecatur ulung yang kemampuan bisa diasah. Karena selain memiliki talenta, mereka juga memiliki usia yang masih belia. Salah satu pecatur muda berbakat yang dimiliki Indonesia adalah Medina Warda Aulia. Kita tahu bahwa Medina adalah juara di Singapore International Chess Championship 2011. Nah, ada empat pertanyaan yang diajukan oleh redaksi Indonesia Revive!

1. Prestasi catur apalagi yang telah anda raih selain Singapore International Chess Championship 2011?
Banyak. Selain Singapore International Chess Championship 2011, beberapa gelar yang bisa aku sabet adalah gelar juara dunia antarpelajar 2008, juara nasional KU-10 2007, dan merebut medali emas di APPSO ASEAN 2007.

2. Inspirasi anda bermain catur?
Boneka barbie. Waktu kecil itu adalah permainan favoritku. Karena bagi aku, barbie sama kayak catur, yang bisa disusun menyerupai raja dan ratu di sebuah kerajaan.

3. Berapa jam sehari anda berlatih?
1 jam per hari.

4. Apakah menjadi atlet catur sulit?
Sulit.

Mantan Tukang Cuci, Raih Sukses di Las Vegas

Hujan emas di negeri orang, tak seenak hujan batu di negeri sendiri. Itulah yang dirasakan Rudi Suparto, pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, yang punya usaha dan tinggal di Las Vegas, Amerika Serikat. Rudi adalah pemilik Wok Express, restoran cepat saji, yang terletak di jalan utama kawasan kasino, Las Vegas.

Gemerlapnya Las Vegas ternyata tak menyurutkan kerinduan Rudi untuk kembali ke Indonesia. “Ternyata lebih enak hidup di sana,” katanya, belum lama ini.

Bagi Rudi hidup di AS bukan hal mudah. Saat menginjak di negara itu pada 2005, mantan sales manajer ini tak bisa berbahasa Inggris. Akibatnya ia hanya bekerja sebagai tukang cuci piring. “Sedih sekali,” katanya.

Namun, kondisi seperti itu tak membuat Rudi sedih. Hal itu justru dijadikan pelajaran. Hasilnya ia tahu cara memasak dan seluk beluk restoran.

Ibarat kacang tak lupa kulitnya, selama di AS Rudi membantu sesama imigran. Semua karyawannya orang Indonesia, hanya kokinya warga Cina. Rudi berencana menghabiskan masa tuanya di Indonesia. Karena itu dia selalu berbahasa Indonesia dengan anak-anaknya, supaya bahasa ibunya tetap terjaga. (IAN)

Reference: Indonesia Berprestasi

Interview With Daniel Rudi Haryanto

Indonesia Revive! -- Daniel Rudi Haryanto merupakan salah satu sutradara berbakat Indonesia. Lewat filmnya berjudul Prison and Paradise, ia berhasil mendapatkan penghargaan Director Guild of Japanese Award. Prestasi yang sangat menggembirakan bagi negara kita, Indonesia. Ia pernah masuk dalam industri perfilman indonesia, bersama tokoh-tokoh film ternama Indonesia, seperti Garin Nugroho dan Riri Riza. Sekitar tahun 2010, ia menuntaskan film dokumenter yang sudah dirisetnya selama tujuh tahun. Hasilnya? Sambutan luar biasa di berbagai festival film ternama dunia.

Dalam kesempatan kali ini, redaksi Indonesia Revive! berhasil mewawancarai mas Daniel Rudi Haryanto yang baik via Facebook terkait filmnya dan pandangannya tentang Indonesia. Berikut hasil wawancara tersebut:


1. Mengapa memilih judul Prison and Paradise? Apa filosofi di baliknya?
Judul Prison and Paradise saya pilih karena latar belakang peristiwa Bom Bali 1 yang terjadi di Pulau Bali, pada 12 Oktober 2002. Dari hasil riset saya menemukan fakta yang terjadi pada korban, keluarga korban, pelaku dan keluarga pelaku. Paradigma Surga dan Penjara itu menjadi sumir, bergantung pada perspektif masing-masing subyek. Bagi Korban, para pelaku bertujuan mencari Surga, tetapi bagi keluarga korban, para pelaku pantas mendapat ganjaran hukuman setimpal, Sementara itu bagi para pelaku, penjara adalah tiket mereka ke Surga.

2. Mengapa memilih tema film ini?

Tema film adalah dampak serangan bom bunuh diri terhadap para pelaku, keluarga pelaku dan keluarga korbannya. Saya mengambil tema ini karena temuan di dalam riset, bahwa para pelaku melakukan serangan bom bunuh diri karena pembelaan mereka terhadap umat Islam, tetapi korbannya adalah dari kalangan umat Islam juga. Ini menjadi persoalan bagi lingkungan kita hari ini, bahwa ideologi dan penerapan ideologi selalu berbenturan dengan realitas korban yang seringkali menjadi subyek yang harusnya dibela.


3. Apa yang anda harapkan dari film ini?
Saya membuat film ini bertujuan untuk membuka diskursus, yaitu pembahasan-pembahasan yang lebih maju lagi, bahwasanya terorisme tidak sekedar kasus penerapan kekerasan dalam lingkungan sosial, akan tetapi menjadi pekerjaan rumah, sebab pasca serangan bom bunuh diri, banyak pekerjaan rumah yang ditanggung oleh lingkungan sosial, negara, pemerintah setiap pihak termasuk para ulama dan umat secara keseluruhan, tidak hanya pada satu organisasi agama terntentu, akan tetapi setiap institusi agama. Hari ini kita dihadapkan pada perspektif sempit tentang terorisme tetapi seringkali tidak mampu keluar dari ruang sempit perspektif itu untuk melongok realitas yang terjadi pada keluarga, anak-anak dan lingkungan sosial keluarga korban dan keluarga para pelaku, Dengan adanya pembahasan-pembahasan tersebut akan didapatkan gagasan-gagasan untuk terlibat untuk mencari solusi.

4. Film apa lainnya yang sedang anda buat?
Saya sedang mempersiapkan film bersama Indonesia Corruption Watch (ICW)

5. Bisa cerita profil mas Daniel sedikit saja?

Profil saya? Saya lahir 17 April 1978, besar di lingkungan keluarga plural. Saya anak nomer 4 dari 5 bersaudara. Kakak-kakak saya sebagian adalah aktifis pergerakan Islam (Pelajar Islam Indonesia dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia). Sementara anggota keluarga saya yang lain adalah pemeluk agama Kristen.

Saya tumbuh dalam ruang-ruang diskusi dan pertemuan berbagai aliran pemikiran. Dari Marxis hingga kajian-kajian Islam. Dari sinilah saya tumbuh, Sewaktu SMA saya ditangkap aparat Orde Baru dan dikeluarkan dari Sekolah Menengah Seni Rupa Yogyakarta karena mengkritisi kebijakan pendidikan pemerintah Soeharto yang saat itu menteri P dan K adalah Wardiman Djojonegoro.

Karena sempat di blacklist, Saya melanjutkan ke SMA biasa (Persamaan) dan lulus. Lalu melanjutkan kuliah di IKJ (Institut Kesenian Jakarta fakultas Film dan Televisi,) saya mengambil jurusan Dokumenter.

Sambil kuliah saya mendirikan kelompok studi film CINEMA SOCIETY, Lembaga kajian sinema Indonesia. Menerbitkan majalah Sinema Society dan menyelenggarakan workshop film secara independen (1999-2005).

Lulus dari FFTV IKJ tahun 2005 dan kemudian bekerja di ranah produksi film sebagai sutradara Behind The Scene film-film Indonesia bersama Riri Riza, Garin Nugroho, Teddy Soeriyaadmaja, Rako Prijanto, Affandi Abdulrahman, Djenar Mahesa Ayu, Nia Dinata dan sineas Indonesia lainnya.

Setelah 5 tahun di dunia "Industri Film" saya memutuskan untuk menyelesaikan film saya yang telah saya riset selama 7 tahun berjudul PRISON AND PARADISE, Film ini disambut di berbagai festival internasional di Dubai, India, Korea Selatan, Roma, Canada dan Jepang. Di Yamagata International Documentary Film Festival 2011 saya mendapat anugerah Director Guild of Japan Award.

6. Boleh tanya pendapat anda: menurut anda, bagaimana kondisi Indonesia saat ini?
Pendapat saya tentang kondisi Indonesia saat ini? Saya mendapat kesempatan melakukan perjalanan ke berbagai festival film internasional.

Dari ranah hijrah itulah saya melongok Indonesia. Memang memprihatinkan, Indonesia hanya dikenal sebagai Negara teroris, korupsi dan Tenaga Kerja Murah.

Ketika kembali ke Indonesia saya berada dalam realitas Indonesia itu, Ini semakin membuat saya prihatin namun sekaligus mencambuk diri saya untuk terus berkarya lebih baik lagi, sebab saya sadar tidak mungkin berharap pada situasi negeri ini, saya berharap pada diri sendiri, Lebih keras lagi berpikir dan giat kerja dengan mempersiapkan karya-karya baru.

Menjadi bagian dari pergaulan internasional dan membawa nama baik Indonesia. Tentu ini kerja berat, tetapi bukan berarti tidak bisa. Dengan prestasi di Jepang dan berbagai festival film itu, saya merasa sebagai langkah awal dan Saya yakin bisa melanjutkannya.

7. Apakah indonesia bisa menjadi negara maju? Jelaskan.

Indonesia memiliki kesempatan besar menjadi negara maju. Tahun 1975 kita sama dengan Korea Selatan, Pasca perang dunia ke dua kita sejajar dengan negara-negara bekas jajahan dan negara-negara yang kalah perang.

Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam namun juga sumber daya manusia. Ini mesti dikelola secara baik. Untuk mengelolanya butuh pemimpin yang cerdas, progresive dan bijak. Namun lebih penting lagi adalah kesadaran manusia Indonesia, Terutama kesadaran kolektif yang berangkat dari diri sendiri untuk memacu kemauan maju dan kerja keras, seperti Manusia Jepang dan Korea Selatan, dengan berkarya menurut bakat masing-masing.

Teramat banyak pekerjaan rumah di hadapan manusia Indonesia, harus satu satu dikerjakan. Dan itu memulainya dari diri sendiri. Saya belajar itu dari sejarah. Catatan sejarah menyampaikan riwayat tokoh-tokoh, semisal Tan Malaka, ia memiliki kecerdasan yang luar biasa dan membuktikan bahwasanya manusia Indonesia yang makan tempe mampu berdebat di forum Komintern (Komunis Internasional) berdebat dengan Trotsky, ada lagi Hatta, ia mampu membawa kemenangan-kemenangan diplomasi menghadapi kepentingan negara-negara imperialis, ada Soekarno yang menggelorakan jiwa Kebangsaan menjadi Indonesia, ada Mbah Maridjan yang setia pada amanat dan tugas kebudayaan, ada jendral Soedirman yang ahli di bidang gerilya hingga Nasution dan Vietkong belajar strategi gerilya tentara Indonesia.

Saya rasa ini dulu jawaban dari saya mas.
Jika ada pertanyaan lagi silahkan diajukan...

Terimakasih atas perhatian dan apresiasi anda

Salam dan selamat berkarya.

Daniel Rudi Haryanto