Kagum terhadap Indonesia, Wartawan Saudi Terbitkan Buku tentang Indonesia

Indonesia Revive! -- Karena kekagumannya terhadap keindahan alam dan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia, Bakheet Thole’ Al-Zahrani, seorang wartawan senior harian berbahasa Arab Al-Madinah, telah menulis dan menerbitkan sebuah buku berjudul ???????????: ????????? ???????? (Indonesia: Kesaksian sang Pelancong) di penghujung tahun 2011.

Buku yang ditulis dalam bahasa Arab tersebut berisi catatan perjalanan dan kesan-kesan penulis saat mengikuti familiarization trip (fam trip) ke beberapa tempat di Indonesia dengan beberapa wartawan lainnya, yang diselenggarakan oleh KJRI Jeddah bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI- sekarang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif- dan Garuda Indonesia beberapa waktu lalu.

Di dalam buku setebal 128 halaman full colour tersebut, penulis menceritakan kekagumannya terhadap keindahan dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia serta karakter masyarakatnya yang digambarkan ramah, lembut, bersahabat dan suka menolong.

Bakheet juga menyoroti profesionalisme, keramahan dan sikap hangat tuan rumah –para pelaku usaha pariwisata di Indonesia- dalam hal menjamu dan melayani para tamunya. Tidak lupa ia melengkapi bukunya dengan foto-foto pendukung yang menarik dan beragam informasi tentang Indonesia yang bermanfaat dan perlu diketahui oleh khalayak pembaca.

Meskipun tidak menggambarkan pariwisata Indonesia secara detail dan komprehensif, buku karya Bakheet ini telah memberikan gambaran positif yang signifikan tentang Indonesia, terutama mengenai nilai-nilai budaya luhur bangsa Indonesia serta daya tarik dan perkembangan industri pariwisata di Indonesia secara umum.

Lebih dari itu, catatan perjalanan penulis di dalam buku tersebut merupakan informasi dari tangan pertama (first-hand information) yang dapat dijadikan referensi bagi calon wisatawan dari kawasan Timur Tengah, khususnya Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya, yang akan berkunjung ke Indonesia untuk tujuan wisata.

Untuk itu, usai menerima buku yang diserahkan oleh Bakheet pada pertemuan di kantor KJRI Jeddah pada Rabu (4/1/2011), Konsul Jenderal RI Jeddah Zakaria Anshar menyampaikan langsung apresiasinya kepada wartawan Arab Saudi ini atas inisiatif dan upayanya untuk menerbitkan buku tentang Indonesia.

Kepada Konsul Jenderal, Bakheet berjanji akan kembali melakukan kunjungan ke beberapa tempat lainnya di Indonesia dalam waktu dekat dan selanjutnya akan menuangkan hasil kunjungan tersebut dalam sebuah buku lanjutan.—PFP II

Reference: Indonesia Berprestasi

Tak Mau Ketinggalan, Cah-cah Jogja Rakit Motor

Indonesia Revive! -- Sejak Jokowi memakai mobil KIA ESEMKA untuk mobil dinasnya, makin banyak karya anak bangsa bermunculan. Dari mulai perakitan pesawat terbang, mobil Buggy yang dirakit siswa SMK Bandung, sampai ini... motor buatan cah-cah Jogja. Tampaknya kemajuan ini semkin membuat anak-anak bgnsa percaya diri akan kemampuannya.

Berikut berita yang didapat redaksi Indonesia Revive!

Barangkali belum banyak orang yang mengetahui bahwa di Yogyakarta telah berkembang sebuah pabrikan motor dalam negeri bernama Mega Andalan Kalasan atau MAK.

Sejak pertengahan tahun 2010 hingga akhir 2011, sudah 675 motor MAK terjual. Harga motor buatan anak bangsa inipun terjangkau dan jauh lebih murah dibandingkan dengan motor-motor buatan Jepang.

General Manajer PT Mami FO Perdana (distributor MAK) Hilman Rama Pratama mengungkapkan, MAK mulai dirintis sejak tahun 2005, dimulai dengan pembuatan rangka bodi dan baru mulai diproduksi resmi tahun 2010.

“Sekitar 98 persen komponen motor ini buatan dalam negeri. Hanya mesinnya saja yang masih diimpor dari China,” ucapnya, Senin (9/1/2012), di Yogyakarta.

Tahun 2013, pabrikan MAK berencana merakit sendiri mesin motor bebek 125 CC dan 100 CC ini. Tahun ini, ditargetkan 12.000 motor MAK bisa diproduksi.

Harga motor MAK per unit jauh di bawah harga motor pabrikan Jepang. Sebagai contoh, harga motor bebek 125 CC buatan Jepang mencapai Rp 16 juta per unit, sedangkan harga motor MAK 125 CC hanya Rp 9,9 juta per unit atau selisih lebih dari Rp 6 juta.

Reference: Indonesia Berprestasi

Gunung Bromo Masuk 50 Natural Wonderland Versi CNNGO

Indonesia Revive! -- Sesudah cendol dan kelapa muda diakui dunia, kini ada lagi warisan Indonesia yang berhasil masuk 50 Natural Wonderland versi CNNGO, yaitu Kawah Bromo.

Gunung Bromo merupakan gunung yang terletak di Taman Nasional Tengger Semeru Jawa Timur. Sebenarnya Bromo adalah sebuah gunung berapi aktif kecil di dalam kaldera jauh lebih besar dari sebuah gunung berapi kuno.

Baru-baru ini Bromo pernah aktif dan ditutup untuk publik. Bromo juga menjadi bagian dari budaya agama Hindu, di mana masih dilakukan upacara ziarah, yang berkumpul setiap tahun dalam festival Kasada, di mana ayam hidup yang dilemparkan ke dalam kawah.

Di Balik Keseksian Mobil KIA ESEMKA

Indonesia Revive! -- Siapa di balik kesuksesan dan keseksian mobil KIA ESEMKA? Tak lain tak bukan adalah Sukiyat.

Berikut beritanya yang didapat oleh redaksi Indonesia Revive!

Mobil Kiat Esemka resmi menjadi kendaraan dinas Wali Kota Solo Joko Widodo.  Namun, apakah anda tahu sosok penting di balik hadirnya mobil rakitan siswa SMKN 2 Solo tersebut. Siapa dia?

Tidak sulit menemukan lokasi pusat pembuatan mobil Kiat Esemka, yakni di pinggir Jalan Raya Solo-Jogja Km 4, Ngaran, Klaten, Jawa Tengah. Papan nama bengkel tersebut terpampang jelas dan berukuran cukup besar.

Pengguna jalan yang melaju dari arah Solo hampir pasti bisa melihat jelas papan itu. Aktivitas di bengkel tersebut tidak jauh berbeda dari bengkel pada umumnya. Suara bising mobil terdengar keras, bahkan sesekali memekakkan telinga. Ramainya aktivitas menandakan bahwa bengkel punya banyak pelanggan.

Sebuah mobil hitam diparkir di depan ruangan berukuan sekitar 6 x 9 meter. Beberapa mekanik muda sedang menyempurnakan mobil tersebut. Ada yang sedang memoles, ada pula yang memperbaiki bagian mesin dan pintu mobil.

“Ini salah satu mobil Kiat Esemka yang sedang dirakit. Tinggal proses akhir. Yang merangkai sejak awal sampai hampir jadi seperti sekarang adalah siswa SMK yang PKL (praktik kerja lapangan) di tempat saya,” ujar Sukiyat, pemilik bengkel sekaligus pelopor pembuatan mobil Kiat Esemka.

Nama Kiat Esemka merupakan gabungan nama Sukiyat (biasa dipanggil Kiat) dan SMK yang ditulis dengan Esemka. Sukiyat adalah pemilik ide, sedangkan siswa SMK menjadi perakitnya.

Langkah Sukiyat memelopori kelahiran Kiat Esemka berawal dari keprihatinannya terhadap salah satu SMK negeri di Klaten yang kurang diminati masyarakat karena SMK tersebut selama ini hanya mengandalkan jurusan pertanian.
sukiyat dan murid smk solo di indonesiaproud wordpress com

Sukiyat dan murid SMKN Solo

Setelah terpilih menjadi wakil ketua komite sekolah, Kiat mulai membuat gebrakan. Pada 2009, dia mempersiapkan rencana merakit mobil. Awalnya, dia memanfaatkan mesin mobil Toyota Corn sebagai objek praktik siswa SMK yang magang. Ternyata, dari mesin tersebut, selama dua bulan, siswa mampu merangkai mesin sampai hampir jadi.

Proses selanjutnya adalah membuat bodi mobil. Menurut pria kelahiran Trucuk, Klaten, 22 April 1957 tersebut, proses inilah yang paling sulit. Dia sampai lupa berapa kali percobaan dilakukan siswa PKL untuk membuat bodi.

“Sebab, untuk membentuk bodi dan lantai mobil, dibutuhkan ketelitian. Salah sedikit saja ukurannya, berpengaruh pada rangkaian yang akan digabungkan. Sangat banyak percobaan yang dilakukan. Saya sampai lupa,” ungkapnya.

Dia masih ingat, setelah mobil selesai dibuat, ada kunjungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang Kemendikbud). Yang datang saat itu adalah Direktur Pembinaan SMK Joko Sutrisno. Mengetahui potensi tersebut, Joko meminta Kiyat membina siswa SMK agar merangkai mobil sendiri tanpa menggunakan mesin pabrik. “Dia ingin mengajak kerja sama merakit mobil yang dikerjakan oleh siswa SMK,” katanya. Kiat langsung menyanggupi permintaan Joko. Dia kemudian mengumpulkan siswa yang PKL di bengkelnya.

Ternyata, para siswa juga tertantang untuk bisa merangkai mobil sendiri. Saat merangkai Kiat Esemka kali pertama, memang butuh waktu cukup lama, sekitar 2,5 bulan. Lamanya waktu pengerjaan itu disebabkan masih banyaknya komponen yang harus diburu ke toko otomotif atau dibuat sendiri. Mulai onderdil mesin, persneling, sampai pembuatan lantai mobil. Untuk semua itu, Kiat hanya bertugas membimbing dan mengawasi. Pengerjaan teknis merangkai mobil ditangani seluruhnya oleh siswa SMK yang PKL dan diawasi guru pembimbing.

Sejak 2008 hingga kini, bengkel seluas 6.500 meter persegi ini tidak sepi dari aktivitas perakitan mobil oleh siswa SMK. Setidaknya ada 20 SMK yang menitipkan siswanya untuk magang di tempatnya. “Ada yang dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” lanjut pria yang tidak lulus STM di Klaten ini.

Saat ini, sudah ada 10 unit mobil yang diproduksi Kiat bersama puluhan siswa SMK yang praktik di bengkelnya. Dua unit lagi sedang dalam proses dan hampir jadi. Sepuluh mobil yang sudah selesai tersebut merupakan pesanan SMK yang siswanya ikut PKL di bengkelnya.

“Mobil yang dipesan SMK digunakan untuk praktik agar siswa lebih mahir. Dengan demikian, saat lulus SMK nanti, mereka benar-benar siap kerja, tidak bingung mau bekerja apa,” ungkap bapak dua anak tersebut.

Bukan hanya SMK yang berminat terhadap mobil-mobil tersebut. Wali Kota Solo Joko Widodo sudah mengambil dua unit untuk kendaraan dinas dirinya dan wakil wali kota. Saat ini, Bupati Klaten Sunarna juga memesan dua unit.

Kiat menegaskan, merek mobil Kiat Esemka tersebut sudah dipatenkan. Namun, karena masih terkendala izin dan administrasi, mobil itu belum bisa diproduksi secara masal. Sebab, untuk memproduksi mobil, diperlukan persyaratan yang cukup rumit. Dia berharap pemerintah membantu menyelesaikan persoalan tersebut.

Meski demikian, tidak berarti dia berhenti memproduksi Kiat Esemka. Dia akan terus-menerus membuat mobil karena saat ini banyak sekolah yang memesan. Kiat mengklaim, banyak koleganya yang sudah memesan. Total mencapai ribuan. Namun, karena masih terkendala izin, dia belum berani menyanggupi. “Sekarang saya masih berfokus untuk menularkan ilmu kepada siswa SMK yang mau belajar di bengkel saya. Saat ini, ada lebih dari 15 sekolah yang mengirim siswanya untuk PKL. Jumlahnya seangkatan mencapai puluhan orang,” tambahnya.

Sebelum siswa memulai merangkai mobil, Kiat memberikan tugas khusus kepada mereka untuk membuat miniatur mobil. Masing-masing kelompok terdiri atas dua orang. Dalam waktu satu sampai dua pekan, siswa harus bisa menyelesaikan miniatur mobil tersebut. Tujuannya, siswa bisa mempelajari dengan detail cara merangkai mobil yang sesungguhnya.

Terkait dengan kualitas, Kiat mengklaim berani bersaing dengan mobil keluaran pabrik. Bahkan, pernah dilakukan test drive mobil tersebut dengan jarak Jakarta-Surabaya. Bahan bakarnya premium dengan perbandingan 1 liter : 12 kilometer, sedangkan isi silinder 1.500 cc. Untuk harga, Kiat Esemka jauh lebih terjangkau jika dibanding mobil keluaran pabrik. Satu unit Kiat Esemka hanya dibanderol Rp 95 juta.

Ketertarikan Kiat di bidang otomotif terlihat sejak dirinya berusia belasan tahun. Saat menginjak remaja, dia mencoba masuk SMK. Namun, karena kaki kirinya cacat (difabel), dia tidak bisa masuk ke sekolah tersebut. Kiat tidak putus asa.

Dia kemudian masuk ke Lembaga Penelitian Pengembangan Penyandang Cacat Prof Dr Soeharso. Dia belajar di lembaga tersebut selama setahun. Yang dipilih bukan jurusan otomotif, tapi menjahit. Hal tersebut didasarkan pada latar belakang orang tuanya yang memiliki usaha tenun. “Kemampuan dasar di bidang otomotif saya lebih karena belajar otodidak. Jadi, saya sejak kecil memang senang mengutak-atik motor. Saya dulu membuka bengkel Vespa, kemudian lanjut ke Hardtop,” ungkap suami Halimah Partini tersebut.

Setelah usahanya cukup berkembang, perusahaan cat dari Jerman (Pacific Paint) dan Jepang (Nippon Paint) tertarik. Pada 1982, Kiat dikirim ke Jepang oleh perusahaan cat tersebut selama tiga bulan. Selama di Jepang, kemampuan Kiat tentang otomotif semakin terasah. Dia mendapat tambahan ilmu tentang teknik body repair.

Setahun kemudian, giliran perusahaan cat dari Jerman mengirim Kiat untuk belajar di negara tersebut. Waktunya hampir sama, tiga bulan. Di Jerman, dia kembali mendalami body repair. Pengalaman tersebut kemudian semakin meyakinkan Kiat bahwa bengkel yang dia dirikan bisa lebih berkembang.

Pria yang kaki kirinya cacat sejak berumur enam tahun karena polio itu merupakan sosok yang tegas dalam hal pekerjaan. Bahkan, dia jeli membaca peluang bisnis. Itulah yang juga membuat dirinya berani menggagas pembuatan Kiat Esemka. Dengan meluncurkan Kiat Esemka, “Mimpi saya bisa menjadi seperti Henry Ford, yang bisa membuat mobil,” ujar Sukiyat.
Reference: Indonesia Proud

Mesin Boiler Basuki, Tembus Pasar Internasional

Indonesia Revive! -- Ketika mendengar kata Basuki, hal pertama yang sangat mungkin terlintas dari pikiran anda adalah nama pelawak Srimulat yang sudah terkenal itu. Meski tak sering terdengar di telinga orang kebanyakan, Basuki yang satu ini adalah nama perusahaan pembuat mesin boiler, yaitu PT Basuki Pratama Engineering (BPE). Nama Basuki itu sendiri diambil dari nama keluarga dari pendiri dan sekaligus pemilik perusahaan, yaitu Johannes Sujanto Basuki.

Perusahaan ini didirikan pada 16 Juli 1981 oleh dua bersaudara, Johannes Sujanto Basuki dan Stefanus Widagdo Basuki, yang melihat peluang bisnis di industri perkayuan yang menjanjikan. Diawali dengan hanya beberapa pekerja di bengkel kerja (workshop) yang kecil, BPE mulai memproduksi sistem pengering kayu (kiln dryer system). Produknya mendapat sambutan yang baik dari pasar lokal, swasta maupun pemerintah. Saat ini, produknya sudah diekspor ke beberapa negara.

Dengan dukungan lebih dari 200 karyawan dan profesional, perusahaan yang memiliki pabrik seluas 14.000 m2 di kawasan Industri Pulogadung dan workshop pendukung di daerah Setu dengan luas yang sama ini, sekarang menjadi market leader untuk produk boiler dan thermal oil heater dengan bahan bakar padat di Tanah Air.

Selain boiler system, BPE yang dulunya menguasai pangsa pasar Kiln & Dryer System, juga menghasilkan sistem pengendalian polusi udara (air pollution control system), peralatan penukar kalor (heat exhanger equipments), dan bahkan pembangkit listrik tenaga uap untuk skala industri.

BPE bukanlah perusahaan besar pembuat mesin boiler kelas dunia, akan tetapi ada beberapa hal yang membuat kita bangga dan lain dari perusahaan yang bergerak di bidang bisnis yang sama di dalam negeri, antara lain karena perusahaan ini membawa nama (brand name) “BASUKI” yang sangat mengindonesia dan tidak malu untuk bersaing di pasar internasional.

Berbeda dengan perusahaan sejenis di Indonesia yang biasanya menjual mesin boiler dari negara lain (trader), produk steam boiler dan thermal oil heater dari Basuki 100% didesain dan diproduksi sendiri. Untuk memperluas pasar di dunia internasional, BPE berperan serta dalam berbagai pameran internasional.

Yang menjadikan BPE unik dibanding perusahaan lain sejenis adalah biasanya perusahaan lokal sejenis menjual produk dari negara lain atau membuat produk lisensi untuk dipasarkan di dalam negeri saja, tapi PT Basuki Pratama Engineering membuat produk yang 100% buatan dalam negeri baik untuk pasar domestik maupun international.

Untuk beberapa produk lainnya, PT Basuki Pratama Engineering juga menjalin kerja sama teknik dengan negara lain seperti Jerman, Inggris, dan Portugal.

Meskipun secara kuantitas penjualannya belum mencapai angka yang sangat fantastis, akan tetapi terbukti produknya mulai dikenal di Filipina, Guatemala (Amerika Tengah), Malaysia, Papua Nugini, Pakistan, Vietnam, Singapura, dan Tanzania. Bahkan beberapa produknya yang lain sudah diekspor ke Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Selandia Baru.

Perusahaan ini juga mulai memperluas jalinan kerja sama dengan Bangladesh dan Kolombia dengan penunjukan perusahaan lokal di sana untuk menjadi mitra dalam memasarkan produknya, selain kerja sama yang sudah ada sebelumnya dengan perusahaan-perusahaan di Filipina, Guatemala, Malaysia, dan Pakistan.

Reference: Indonesia Proud

Black-Marble Jawfish: Si Tukang Tipu Asal Sulawesi

Indonesia Revive! -- Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia memiliki kekayaan yang sangat berlimpah. Kini ditemukan biota laut Indonesia yang unik, di Laut Sulawesi: Black-Marble Jawfish alias ikan penipu. Mau tahu tentang ikan ini, silakan baca artikel yang didapat redaksi Indonesia Revive! berikut ini.
Laut Indonesia sangat kaya akan keragaman hayatinya. Salah satunya adalah ikan penipu hebat yang baru-baru ini  ditemukan di Laut Sulawesi. Ikan penipu ini sungguh hebat karena bisa mengelabui gurita “master penipu”. Pengertian penipu di sini berkaitan dengan kemampuan kamuflase hewan laut. Beberapa hewan laut punya kemampuan berakting layaknya spesies lain sehingga terhindar dari pemangsa atau predator.

Ikan penipu tersebut ditemukan oleh penyelam Godehard Kopp ketika sedang menyelam di Selat Lembeh, Sulawesi Utara. Ikan penipu tersebut diperkirakan merupakan Black-marble Jawfish (Stalix cf. histrio).

Kopp merekam perilaku ikan penipu tersebut. Dalam rekamannya, ikan penipu itu sedang berada di dekat Gurita Penyamar (Thaumoctopus mimicus), salah satu master kamunflase alias penipu spesies lain.

Ikan penipu tampak mengikuti ke mana pun gurita pergi. Ikan itu bahkan tampak bagai tentakel gurita penyamar. Ia bergerak mengikuti ke mana pun sang gurita penyamar pergi. Alhasil, ikan penipu itu sukses mengelabuhi gurita penyamar yang tak menyadari bahwa di dekatnya ada spesies berbeda yang mungkin saja bisa dijadikan mangsa.

Hasil rekaman tersebut dikirimkan ke Luiz Rocha dan Rich Ross, biolog dari California Academy of Sciences. Hasil analisis kemudian dipublikasikan di jurnal Coral Reefs.

Rocha dan Ross terkejut dengan penemuan ini. Seperti dikutip National Geographic (5/1), Rocha mengatakan, “Kita tidak pernah melihat yang seperti itu sebelumnya.”

Penemuan jawfish di lautan terbuka juga tak lazim sebab biasanya ikan jenis itu mengubur diri di pasir. Rocha dan Ross juga masih bingung apakah ikan tersebut selalu melakukan komuflase yang sama ketika berada di dekat gurita.

Sejauh ini, jenis ikan masih merupakan perkiraan sebab perilakunya baru dijumpai kali ini. “Ikan yang dijumpai di Indonesia ini mungkin saja merupakan spesies baru,” kata Rocha.

Black-marble jawfish merupakan spesies yang tersebar dari perairan selatan Jepang hingga Indonesia. Rocha yakin bahwa dalam cakupan wilayah yang begitu jauh, tak mungkin jawfish yang ada merupakan satu spesies.

Penemuan ini menegaskan bahwa laut Indonesia kaya akan beragam jenis spesies. Namun demikian, laut Sulawesi yang masuk dalam kawasan Segitiga Karang Dunia juga menyisakan persoalan sebab perusakan masih terus berlanjut. Banyak spesies yang ditemukan, tetapi banyak juga yang hilang tanpa diketahui.
Reference: Indonesia Proud, foto: underwatertimes

SMK 29 Jakarta, Rakit Pesawat Terbang

Indonesia Revive! -- Sudah seyogyanya Indonesia memiliki Habibie-habibie kecil sebagai penerus bangsa ini.

Berikut berita yang didapat redaksi Indonesia Revive!
Prestasi membanggakan kembali diukir para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DKI Jakarta. Kali ini, para pelajar SMK 29 Jakarta atau dulu lebih dikenal dengan sebutan STM Penerbangan, mampu merakit pesawat ringan experimental Jabiru J 430 bermesin tunggal dengan piston 6 silinder dan berkapasitas 4 tempat duduk.

Perakitan dilakukan di halaman sekolah mereka, yang berlokasi di Jalan Prof Sutono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selama melakukan perakitan, para siswa didampingi para instrukutrnya yang berasal dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airways, Lion Air, TNI Angkatan Udara (AU), serta Federasi Aerosport Indonesia.

Saat ini, proses perakitan pesawat telah mencapai 95 persen dan diprediksi pada akhir Januari nanti akan rampung. Pesawat Jabiru ini memiliki panjang 8 meter dengan lebar bentang sayap mencapai 10 meter. Adapun, bobot pesawat memiliki berat sekitar 200 kilogram. Pesawat ini memiliki empat tempat duduk dan diklaim mampu terbang hingga Pulau Bali dan Malaysia.

Kepala Bidang Pendidikan SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rita Aryani mengatakan, perakitan pesawat ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. Saat ini, prosesnya sudah berlangsung dua bulan. Pada akhir Januati nanti, pesawat ini diprediksi akan selesai dan diluncurkan pada bulan Februari 2012.

Para pelajar yang merakit pesawat ini adalah siswa kelas dua dan kelas tiga dari jurusan Air Frame dan Power Plant. Sejauh ini, SMKN 29 ini merupakan satu-satunya sekolah di Jakarta yang berhasil merakit pesawat.

”Perakitan pesawat ini dibagi dalam beberapa tim dan dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk merakitnya. Seluruh komponen pesawat ini didatangkan dari Australia dengan biaya ditanggung yang Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Rita Aryani, seperti dikutip beritajakarta.com, Kamis (5/1/2012).

Rita menyebutkan, saat ini SMKN 29 telah menandatangani MoU dengan Garuda Indonesia Airways dan Lion Air. Setelah lulus, para siswanya yang memenuhi persyaratan dapat langsung diterima bekerja di dua maskapan penerbangan tersebut. Nantinya, mereka dapat bekerja sebagai tenaga maintenance hingga pilot.

"Tentu kami berharap, para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu di sekolah, tetapi dapat mempraktekkan ilmunya dan berguna bagi masyarakat," ujar Rita. 

Reference: Kaskus