Gunung Bromo Masuk 50 Natural Wonderland Versi CNNGO

Indonesia Revive! -- Sesudah cendol dan kelapa muda diakui dunia, kini ada lagi warisan Indonesia yang berhasil masuk 50 Natural Wonderland versi CNNGO, yaitu Kawah Bromo.

Gunung Bromo merupakan gunung yang terletak di Taman Nasional Tengger Semeru Jawa Timur. Sebenarnya Bromo adalah sebuah gunung berapi aktif kecil di dalam kaldera jauh lebih besar dari sebuah gunung berapi kuno.

Baru-baru ini Bromo pernah aktif dan ditutup untuk publik. Bromo juga menjadi bagian dari budaya agama Hindu, di mana masih dilakukan upacara ziarah, yang berkumpul setiap tahun dalam festival Kasada, di mana ayam hidup yang dilemparkan ke dalam kawah.

Di Balik Keseksian Mobil KIA ESEMKA

Indonesia Revive! -- Siapa di balik kesuksesan dan keseksian mobil KIA ESEMKA? Tak lain tak bukan adalah Sukiyat.

Berikut beritanya yang didapat oleh redaksi Indonesia Revive!

Mobil Kiat Esemka resmi menjadi kendaraan dinas Wali Kota Solo Joko Widodo.  Namun, apakah anda tahu sosok penting di balik hadirnya mobil rakitan siswa SMKN 2 Solo tersebut. Siapa dia?

Tidak sulit menemukan lokasi pusat pembuatan mobil Kiat Esemka, yakni di pinggir Jalan Raya Solo-Jogja Km 4, Ngaran, Klaten, Jawa Tengah. Papan nama bengkel tersebut terpampang jelas dan berukuran cukup besar.

Pengguna jalan yang melaju dari arah Solo hampir pasti bisa melihat jelas papan itu. Aktivitas di bengkel tersebut tidak jauh berbeda dari bengkel pada umumnya. Suara bising mobil terdengar keras, bahkan sesekali memekakkan telinga. Ramainya aktivitas menandakan bahwa bengkel punya banyak pelanggan.

Sebuah mobil hitam diparkir di depan ruangan berukuan sekitar 6 x 9 meter. Beberapa mekanik muda sedang menyempurnakan mobil tersebut. Ada yang sedang memoles, ada pula yang memperbaiki bagian mesin dan pintu mobil.

“Ini salah satu mobil Kiat Esemka yang sedang dirakit. Tinggal proses akhir. Yang merangkai sejak awal sampai hampir jadi seperti sekarang adalah siswa SMK yang PKL (praktik kerja lapangan) di tempat saya,” ujar Sukiyat, pemilik bengkel sekaligus pelopor pembuatan mobil Kiat Esemka.

Nama Kiat Esemka merupakan gabungan nama Sukiyat (biasa dipanggil Kiat) dan SMK yang ditulis dengan Esemka. Sukiyat adalah pemilik ide, sedangkan siswa SMK menjadi perakitnya.

Langkah Sukiyat memelopori kelahiran Kiat Esemka berawal dari keprihatinannya terhadap salah satu SMK negeri di Klaten yang kurang diminati masyarakat karena SMK tersebut selama ini hanya mengandalkan jurusan pertanian.
sukiyat dan murid smk solo di indonesiaproud wordpress com

Sukiyat dan murid SMKN Solo

Setelah terpilih menjadi wakil ketua komite sekolah, Kiat mulai membuat gebrakan. Pada 2009, dia mempersiapkan rencana merakit mobil. Awalnya, dia memanfaatkan mesin mobil Toyota Corn sebagai objek praktik siswa SMK yang magang. Ternyata, dari mesin tersebut, selama dua bulan, siswa mampu merangkai mesin sampai hampir jadi.

Proses selanjutnya adalah membuat bodi mobil. Menurut pria kelahiran Trucuk, Klaten, 22 April 1957 tersebut, proses inilah yang paling sulit. Dia sampai lupa berapa kali percobaan dilakukan siswa PKL untuk membuat bodi.

“Sebab, untuk membentuk bodi dan lantai mobil, dibutuhkan ketelitian. Salah sedikit saja ukurannya, berpengaruh pada rangkaian yang akan digabungkan. Sangat banyak percobaan yang dilakukan. Saya sampai lupa,” ungkapnya.

Dia masih ingat, setelah mobil selesai dibuat, ada kunjungan dari Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang Kemendikbud). Yang datang saat itu adalah Direktur Pembinaan SMK Joko Sutrisno. Mengetahui potensi tersebut, Joko meminta Kiyat membina siswa SMK agar merangkai mobil sendiri tanpa menggunakan mesin pabrik. “Dia ingin mengajak kerja sama merakit mobil yang dikerjakan oleh siswa SMK,” katanya. Kiat langsung menyanggupi permintaan Joko. Dia kemudian mengumpulkan siswa yang PKL di bengkelnya.

Ternyata, para siswa juga tertantang untuk bisa merangkai mobil sendiri. Saat merangkai Kiat Esemka kali pertama, memang butuh waktu cukup lama, sekitar 2,5 bulan. Lamanya waktu pengerjaan itu disebabkan masih banyaknya komponen yang harus diburu ke toko otomotif atau dibuat sendiri. Mulai onderdil mesin, persneling, sampai pembuatan lantai mobil. Untuk semua itu, Kiat hanya bertugas membimbing dan mengawasi. Pengerjaan teknis merangkai mobil ditangani seluruhnya oleh siswa SMK yang PKL dan diawasi guru pembimbing.

Sejak 2008 hingga kini, bengkel seluas 6.500 meter persegi ini tidak sepi dari aktivitas perakitan mobil oleh siswa SMK. Setidaknya ada 20 SMK yang menitipkan siswanya untuk magang di tempatnya. “Ada yang dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” lanjut pria yang tidak lulus STM di Klaten ini.

Saat ini, sudah ada 10 unit mobil yang diproduksi Kiat bersama puluhan siswa SMK yang praktik di bengkelnya. Dua unit lagi sedang dalam proses dan hampir jadi. Sepuluh mobil yang sudah selesai tersebut merupakan pesanan SMK yang siswanya ikut PKL di bengkelnya.

“Mobil yang dipesan SMK digunakan untuk praktik agar siswa lebih mahir. Dengan demikian, saat lulus SMK nanti, mereka benar-benar siap kerja, tidak bingung mau bekerja apa,” ungkap bapak dua anak tersebut.

Bukan hanya SMK yang berminat terhadap mobil-mobil tersebut. Wali Kota Solo Joko Widodo sudah mengambil dua unit untuk kendaraan dinas dirinya dan wakil wali kota. Saat ini, Bupati Klaten Sunarna juga memesan dua unit.

Kiat menegaskan, merek mobil Kiat Esemka tersebut sudah dipatenkan. Namun, karena masih terkendala izin dan administrasi, mobil itu belum bisa diproduksi secara masal. Sebab, untuk memproduksi mobil, diperlukan persyaratan yang cukup rumit. Dia berharap pemerintah membantu menyelesaikan persoalan tersebut.

Meski demikian, tidak berarti dia berhenti memproduksi Kiat Esemka. Dia akan terus-menerus membuat mobil karena saat ini banyak sekolah yang memesan. Kiat mengklaim, banyak koleganya yang sudah memesan. Total mencapai ribuan. Namun, karena masih terkendala izin, dia belum berani menyanggupi. “Sekarang saya masih berfokus untuk menularkan ilmu kepada siswa SMK yang mau belajar di bengkel saya. Saat ini, ada lebih dari 15 sekolah yang mengirim siswanya untuk PKL. Jumlahnya seangkatan mencapai puluhan orang,” tambahnya.

Sebelum siswa memulai merangkai mobil, Kiat memberikan tugas khusus kepada mereka untuk membuat miniatur mobil. Masing-masing kelompok terdiri atas dua orang. Dalam waktu satu sampai dua pekan, siswa harus bisa menyelesaikan miniatur mobil tersebut. Tujuannya, siswa bisa mempelajari dengan detail cara merangkai mobil yang sesungguhnya.

Terkait dengan kualitas, Kiat mengklaim berani bersaing dengan mobil keluaran pabrik. Bahkan, pernah dilakukan test drive mobil tersebut dengan jarak Jakarta-Surabaya. Bahan bakarnya premium dengan perbandingan 1 liter : 12 kilometer, sedangkan isi silinder 1.500 cc. Untuk harga, Kiat Esemka jauh lebih terjangkau jika dibanding mobil keluaran pabrik. Satu unit Kiat Esemka hanya dibanderol Rp 95 juta.

Ketertarikan Kiat di bidang otomotif terlihat sejak dirinya berusia belasan tahun. Saat menginjak remaja, dia mencoba masuk SMK. Namun, karena kaki kirinya cacat (difabel), dia tidak bisa masuk ke sekolah tersebut. Kiat tidak putus asa.

Dia kemudian masuk ke Lembaga Penelitian Pengembangan Penyandang Cacat Prof Dr Soeharso. Dia belajar di lembaga tersebut selama setahun. Yang dipilih bukan jurusan otomotif, tapi menjahit. Hal tersebut didasarkan pada latar belakang orang tuanya yang memiliki usaha tenun. “Kemampuan dasar di bidang otomotif saya lebih karena belajar otodidak. Jadi, saya sejak kecil memang senang mengutak-atik motor. Saya dulu membuka bengkel Vespa, kemudian lanjut ke Hardtop,” ungkap suami Halimah Partini tersebut.

Setelah usahanya cukup berkembang, perusahaan cat dari Jerman (Pacific Paint) dan Jepang (Nippon Paint) tertarik. Pada 1982, Kiat dikirim ke Jepang oleh perusahaan cat tersebut selama tiga bulan. Selama di Jepang, kemampuan Kiat tentang otomotif semakin terasah. Dia mendapat tambahan ilmu tentang teknik body repair.

Setahun kemudian, giliran perusahaan cat dari Jerman mengirim Kiat untuk belajar di negara tersebut. Waktunya hampir sama, tiga bulan. Di Jerman, dia kembali mendalami body repair. Pengalaman tersebut kemudian semakin meyakinkan Kiat bahwa bengkel yang dia dirikan bisa lebih berkembang.

Pria yang kaki kirinya cacat sejak berumur enam tahun karena polio itu merupakan sosok yang tegas dalam hal pekerjaan. Bahkan, dia jeli membaca peluang bisnis. Itulah yang juga membuat dirinya berani menggagas pembuatan Kiat Esemka. Dengan meluncurkan Kiat Esemka, “Mimpi saya bisa menjadi seperti Henry Ford, yang bisa membuat mobil,” ujar Sukiyat.
Reference: Indonesia Proud

Mesin Boiler Basuki, Tembus Pasar Internasional

Indonesia Revive! -- Ketika mendengar kata Basuki, hal pertama yang sangat mungkin terlintas dari pikiran anda adalah nama pelawak Srimulat yang sudah terkenal itu. Meski tak sering terdengar di telinga orang kebanyakan, Basuki yang satu ini adalah nama perusahaan pembuat mesin boiler, yaitu PT Basuki Pratama Engineering (BPE). Nama Basuki itu sendiri diambil dari nama keluarga dari pendiri dan sekaligus pemilik perusahaan, yaitu Johannes Sujanto Basuki.

Perusahaan ini didirikan pada 16 Juli 1981 oleh dua bersaudara, Johannes Sujanto Basuki dan Stefanus Widagdo Basuki, yang melihat peluang bisnis di industri perkayuan yang menjanjikan. Diawali dengan hanya beberapa pekerja di bengkel kerja (workshop) yang kecil, BPE mulai memproduksi sistem pengering kayu (kiln dryer system). Produknya mendapat sambutan yang baik dari pasar lokal, swasta maupun pemerintah. Saat ini, produknya sudah diekspor ke beberapa negara.

Dengan dukungan lebih dari 200 karyawan dan profesional, perusahaan yang memiliki pabrik seluas 14.000 m2 di kawasan Industri Pulogadung dan workshop pendukung di daerah Setu dengan luas yang sama ini, sekarang menjadi market leader untuk produk boiler dan thermal oil heater dengan bahan bakar padat di Tanah Air.

Selain boiler system, BPE yang dulunya menguasai pangsa pasar Kiln & Dryer System, juga menghasilkan sistem pengendalian polusi udara (air pollution control system), peralatan penukar kalor (heat exhanger equipments), dan bahkan pembangkit listrik tenaga uap untuk skala industri.

BPE bukanlah perusahaan besar pembuat mesin boiler kelas dunia, akan tetapi ada beberapa hal yang membuat kita bangga dan lain dari perusahaan yang bergerak di bidang bisnis yang sama di dalam negeri, antara lain karena perusahaan ini membawa nama (brand name) “BASUKI” yang sangat mengindonesia dan tidak malu untuk bersaing di pasar internasional.

Berbeda dengan perusahaan sejenis di Indonesia yang biasanya menjual mesin boiler dari negara lain (trader), produk steam boiler dan thermal oil heater dari Basuki 100% didesain dan diproduksi sendiri. Untuk memperluas pasar di dunia internasional, BPE berperan serta dalam berbagai pameran internasional.

Yang menjadikan BPE unik dibanding perusahaan lain sejenis adalah biasanya perusahaan lokal sejenis menjual produk dari negara lain atau membuat produk lisensi untuk dipasarkan di dalam negeri saja, tapi PT Basuki Pratama Engineering membuat produk yang 100% buatan dalam negeri baik untuk pasar domestik maupun international.

Untuk beberapa produk lainnya, PT Basuki Pratama Engineering juga menjalin kerja sama teknik dengan negara lain seperti Jerman, Inggris, dan Portugal.

Meskipun secara kuantitas penjualannya belum mencapai angka yang sangat fantastis, akan tetapi terbukti produknya mulai dikenal di Filipina, Guatemala (Amerika Tengah), Malaysia, Papua Nugini, Pakistan, Vietnam, Singapura, dan Tanzania. Bahkan beberapa produknya yang lain sudah diekspor ke Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Selandia Baru.

Perusahaan ini juga mulai memperluas jalinan kerja sama dengan Bangladesh dan Kolombia dengan penunjukan perusahaan lokal di sana untuk menjadi mitra dalam memasarkan produknya, selain kerja sama yang sudah ada sebelumnya dengan perusahaan-perusahaan di Filipina, Guatemala, Malaysia, dan Pakistan.

Reference: Indonesia Proud

Black-Marble Jawfish: Si Tukang Tipu Asal Sulawesi

Indonesia Revive! -- Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia memiliki kekayaan yang sangat berlimpah. Kini ditemukan biota laut Indonesia yang unik, di Laut Sulawesi: Black-Marble Jawfish alias ikan penipu. Mau tahu tentang ikan ini, silakan baca artikel yang didapat redaksi Indonesia Revive! berikut ini.
Laut Indonesia sangat kaya akan keragaman hayatinya. Salah satunya adalah ikan penipu hebat yang baru-baru ini  ditemukan di Laut Sulawesi. Ikan penipu ini sungguh hebat karena bisa mengelabui gurita “master penipu”. Pengertian penipu di sini berkaitan dengan kemampuan kamuflase hewan laut. Beberapa hewan laut punya kemampuan berakting layaknya spesies lain sehingga terhindar dari pemangsa atau predator.

Ikan penipu tersebut ditemukan oleh penyelam Godehard Kopp ketika sedang menyelam di Selat Lembeh, Sulawesi Utara. Ikan penipu tersebut diperkirakan merupakan Black-marble Jawfish (Stalix cf. histrio).

Kopp merekam perilaku ikan penipu tersebut. Dalam rekamannya, ikan penipu itu sedang berada di dekat Gurita Penyamar (Thaumoctopus mimicus), salah satu master kamunflase alias penipu spesies lain.

Ikan penipu tampak mengikuti ke mana pun gurita pergi. Ikan itu bahkan tampak bagai tentakel gurita penyamar. Ia bergerak mengikuti ke mana pun sang gurita penyamar pergi. Alhasil, ikan penipu itu sukses mengelabuhi gurita penyamar yang tak menyadari bahwa di dekatnya ada spesies berbeda yang mungkin saja bisa dijadikan mangsa.

Hasil rekaman tersebut dikirimkan ke Luiz Rocha dan Rich Ross, biolog dari California Academy of Sciences. Hasil analisis kemudian dipublikasikan di jurnal Coral Reefs.

Rocha dan Ross terkejut dengan penemuan ini. Seperti dikutip National Geographic (5/1), Rocha mengatakan, “Kita tidak pernah melihat yang seperti itu sebelumnya.”

Penemuan jawfish di lautan terbuka juga tak lazim sebab biasanya ikan jenis itu mengubur diri di pasir. Rocha dan Ross juga masih bingung apakah ikan tersebut selalu melakukan komuflase yang sama ketika berada di dekat gurita.

Sejauh ini, jenis ikan masih merupakan perkiraan sebab perilakunya baru dijumpai kali ini. “Ikan yang dijumpai di Indonesia ini mungkin saja merupakan spesies baru,” kata Rocha.

Black-marble jawfish merupakan spesies yang tersebar dari perairan selatan Jepang hingga Indonesia. Rocha yakin bahwa dalam cakupan wilayah yang begitu jauh, tak mungkin jawfish yang ada merupakan satu spesies.

Penemuan ini menegaskan bahwa laut Indonesia kaya akan beragam jenis spesies. Namun demikian, laut Sulawesi yang masuk dalam kawasan Segitiga Karang Dunia juga menyisakan persoalan sebab perusakan masih terus berlanjut. Banyak spesies yang ditemukan, tetapi banyak juga yang hilang tanpa diketahui.
Reference: Indonesia Proud, foto: underwatertimes

SMK 29 Jakarta, Rakit Pesawat Terbang

Indonesia Revive! -- Sudah seyogyanya Indonesia memiliki Habibie-habibie kecil sebagai penerus bangsa ini.

Berikut berita yang didapat redaksi Indonesia Revive!
Prestasi membanggakan kembali diukir para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DKI Jakarta. Kali ini, para pelajar SMK 29 Jakarta atau dulu lebih dikenal dengan sebutan STM Penerbangan, mampu merakit pesawat ringan experimental Jabiru J 430 bermesin tunggal dengan piston 6 silinder dan berkapasitas 4 tempat duduk.

Perakitan dilakukan di halaman sekolah mereka, yang berlokasi di Jalan Prof Sutono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selama melakukan perakitan, para siswa didampingi para instrukutrnya yang berasal dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airways, Lion Air, TNI Angkatan Udara (AU), serta Federasi Aerosport Indonesia.

Saat ini, proses perakitan pesawat telah mencapai 95 persen dan diprediksi pada akhir Januari nanti akan rampung. Pesawat Jabiru ini memiliki panjang 8 meter dengan lebar bentang sayap mencapai 10 meter. Adapun, bobot pesawat memiliki berat sekitar 200 kilogram. Pesawat ini memiliki empat tempat duduk dan diklaim mampu terbang hingga Pulau Bali dan Malaysia.

Kepala Bidang Pendidikan SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rita Aryani mengatakan, perakitan pesawat ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. Saat ini, prosesnya sudah berlangsung dua bulan. Pada akhir Januati nanti, pesawat ini diprediksi akan selesai dan diluncurkan pada bulan Februari 2012.

Para pelajar yang merakit pesawat ini adalah siswa kelas dua dan kelas tiga dari jurusan Air Frame dan Power Plant. Sejauh ini, SMKN 29 ini merupakan satu-satunya sekolah di Jakarta yang berhasil merakit pesawat.

”Perakitan pesawat ini dibagi dalam beberapa tim dan dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk merakitnya. Seluruh komponen pesawat ini didatangkan dari Australia dengan biaya ditanggung yang Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Rita Aryani, seperti dikutip beritajakarta.com, Kamis (5/1/2012).

Rita menyebutkan, saat ini SMKN 29 telah menandatangani MoU dengan Garuda Indonesia Airways dan Lion Air. Setelah lulus, para siswanya yang memenuhi persyaratan dapat langsung diterima bekerja di dua maskapan penerbangan tersebut. Nantinya, mereka dapat bekerja sebagai tenaga maintenance hingga pilot.

"Tentu kami berharap, para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu di sekolah, tetapi dapat mempraktekkan ilmunya dan berguna bagi masyarakat," ujar Rita. 

Reference: Kaskus

Robot "Recycle" Mahasiswa UGM Menangkan Kompetisi "The 13th International Robot Olympiad (IRO) 2011"

Indonesia Revive! -- Dari bahan-bahan recycle dibuat menjadi bahan bermutu tinggi? Hmm... kalau orang tak creative bakal sulit ya? Tapi, di tangan Christian Antonia semua terwujud! Inilah berita tentang kemenangan seorang Christian Antonia, mahasiswa UGM yang memenangkan kompetisi "The 13th International Robot Olympiad (IRO) 2011". Ini merupakan buah karyanya yang lain setelah ia menciptakan alat deteksi tindak kejahatan di ATM.
Tim Boyo Instrument (TBI) Universitas Gadjah Mada, lewat robot terbang (quadcopter) yang bernama Si Pitung dan robot mobil (explorer bot) bernama Paijo berhasil meraih medali emas dalam kompetisi robot “The 13th International Robot Olympiad (IRO) 2011″ yang digelar di Universitas Tarumanegara Jakarta, 15-17 Desember 2011 lalu.

Robot tersebut berhasil menang untuk kategori lomba Creative Robot. Selain itu tim Gamaro UGM dengan robot Joko Klono juga meraih medali perak untuk kategori robot Indonesia. Robot humanoid itu dapat menarikan tarian tradisional khas Yogyakarta, yakni tari Klana Topeng.

“Kami menang karena dua juri dari Cina dan Korsel itu memberikan apresiasi tinggi terhadap ciptaan kami yang menggunakan bahan-bahan recycle atau daur ulang,” kata Christian Antonia, mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi (Elins) MIPA, UGM di kampus Bulaksumur (5/1).

Menurut Christian beberapa bahan daur ulang yang digunakan di antaranya kawat alumunium jemuran, rangka baling-baling menggunakan besi tralis jendela serta bahan daur yang ada di sekitarnya. Dengan bahan daur ulang itu dewan juri memberikan nilai lebih kepada tim UGM.

Kelebihan lain dibandingkan tim dari 13 negara lainnya itu lanjut Christian adalah robot menggunakan konsep/model robot baling-baling yang bisa naik turun seperti pesawat heli di kapal induk. Sedangkan peserta lain banyak menggunakan konsep robot darat atau robot air.

“Konsep robot kapal induk itu memang masih jarang dipakai dan dinilai dewan juri sangat murah dari segi bahan yang recycle,” kata Christian didampingi mahasiswa lainnya Andika Pramanta Yudha dan Rossena Karisma Rasul.

Dia mengatakan dalam IRO 2011 itu temanya “Robot for Helping People from Natural Disaster” yang diikuti 13 negara seperti Korsel, China, Malaysia, Kanada, AS, Singapura, Jepang, New Zealand, Filipina dengan 14 kategori.

“Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami, karena ternyata UGM bisa mengalahkan tim lain dari negara-negara lain di dunia,” ungkap Ketua Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika (JIKE) FMIPA UGM, Jazi Eko Istiyanto.

Menurut dosen pembimbing TBI, Ilona Usuman, Quadcopter merupakan robot terbang yang dapat membawa muatan berupa robot mobil. Dua robot ini bisa terbang ke titik-titik bencana dan memantau kondisi di atasnya. “Ide dasarnya adalah bagaimana kita bisa menciptakan robot yang bisa memantau apakah ada korban yang selamat di daerah bencana atau tidak,” jelasnya.

Pada titik bencana robot Quadcopter akan menerjunkan robot mobil yang dapat menelusup di reruntuhan dan mendeteksi keberadaan korban. Selanjutnya robot mengirimkan data lingkungan sekitar berupa suhu, konsentrasi gas beracun dll ke pusat pengendali yang berada jauh dari lokasi bencana. Tim SAR kemudian dapat mengetahui titik lokasi korban dan kondisi lingkungan sekitar.

Dua robot ini didesain untuk mendeteksi korban bencana akibat gempa dan letusan gunung berapi. “Selama ini, upaya penyelamatan korban bencana di Indonesia terkendala cuaca sehingga pesawat terbang biasa tidak bisa menjangkau. Robot ini salah satu solusinya,” kata Ilona.

Anggota TBI, Christina Antonia LP, mengatakan robot itu juga telah memadukan dua sensor sekaligus, yaitu sensor gyro dan sensor akselerometer. Gyro merupakan sensor penyetabil dan refleksi percepatan sudut. Sedangkan sensor akselerometer untuk kontrol kemiringan yang digunakan untuk robot terbang.

“Kita memanfaatkan bahan-bahan murah yang sudah tidak digunakan seperti alumunium jemuran dan teralis jendela untuk badan robot terbang. Selain itu batere yang menggerakkan juga batere jemuran. Hanya sensor elektrik saja yang menurutnya dibeli dari luar negeri,” papar Christina.

Sementara itu Andhika menambahkan bahwa Tim Boyo Instrument (TBI) merupakan gabungan dua program studi S-1 yakni Elektronika dan Instrumentasi (Elins) dan Teknologi Informasi (TI) dengan tiga peserta inti, yakni Rossena Karisma Rasula (Elins), Christian Antonia (Elins) dan Andika Pramanta Yudha (TI) dan enam anggota pendukung yakni Rangga Kurniawan (Elins), M. Zaim Abdillah (Elins), Eviyan Fajar Anggara (Elins), Firdhaus Azhar (Elins), Anggoro Wibisono (Elins) dan Latifah Noor (Elins).

TBI menghabiskan dana sekitar Rp 8,8 juta untuk membuat robot tersebut dan mereka juga tengah berusaha memperoleh hak paten atas karyanya.
Reference: Indonesia Proud

Pecak Silat Masuk Kurikulum American University

Indonesia Revive! -- Di saat banyak orang Indonesia memelajari beladiri milik bangsa lain, seperti Tae Kwon Do, Karate, dan Kung Fu. Orang Amerika justru memasukkan pencak silat ke kurikulum kampusnya.

Berita didapatkan oleh redaksi Indonesia Revive! selengkapnya bisa dibaca di bawah ini:
Berbeda dengan di Indonesia, pencak silat justru akan dipelajari para mahasiswa di Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat ini. Bahkan akan dimasukkan ke dalam kurikulum. 
Kabar tersebut disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Jalal melalui akun twitternya, Jumat (10/6/2011). Dino menulis, "MenDuniakan Indonesia: alhamdullilah pencak silat resmi masuk Kurikulum American University, Washington DC. Who else will follow?"
Kelas pencak silat akan dibuka American University pada musim gugur mendatang, yakni sekitar bulan September. Kelas ini akan berlangsung dari Senin hingga Kamis tiap pukul 08.55-10.10 waktu setempat. Para mahasiswa yang mengikuti kelas pencak silat tidak hanya akan mempelajari jurus-jurus pencak silat, tetapi juga budaya Indonesia. 
Tidak heran, pencak silat memang lekat dengan kebudayaan Tanah Air. Kata Pencak Silat sendiri merupakan gabungan dua istilah. "Pencak" dari bahasa Sunda, atau "Mancak" dari bahasa Madura dan Bali, dengan "Silat" atau "Silek" yang biasa digunakan di Sumatra. 
Kelas pencak silat ini akan melatih aspek fisik para mahasiswa, aplikasi bela diri, pertarungan satu lawan satu, jurus mengunci lawan, hingga pelatihan spiritual. Materi yang diberikan akan mencakup dasar-dasar pencak silat yakni dasar-dasar menyerang, bertahan, bela diri, dan pencak silat sebagai seni. 
Pihak kampus American University berharap, dengan mengikuti kelas tersebut para mahasiswanya dapat mengetahui teknik dasar bela diri dan mengaplikasikannya di saat-saat darurat.
Di bawah ini videonya:
Reference: Up2Det